Soal Dugaan Kekerasan Seksual, Komisi E DPRD Jatim Kunjungi Sekolah Selamat Pagi Indonesia

Foto: Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim saat diwawancarai para awak media.
326
ad

MEMOonline.co.id, Kota Batu - Untuk menindaklanjuti kasus dugaan kekerasan seksual, Komisi E DPRD Jatim bersama rombongan mengunjungi Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) tepatnya di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Rabu (2/6/2021) siang.

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih, menjelaskan bahwa tujuan utama mengunjungi SPI untuk menunjukkan upaya perlindungan yang terbaik kepada para korban - korban dugaan kekerasan seksual di sekolahan tersebut.

"Ya, tujuan kami ke sini untuk menunjukkan bahwa kita semua berupaya untuk melindungi mereka sebaik - baiknya," terang dia.

Selain itu, lanjut dia, yang kedua dalam konteks mempercepat pembuktian.

"Kita menyarankan kepada alumni - alumni SPI yang pernah mengalami peristiwa ini supaya jangan takut untuk melapor. Agar proses penindakkannya berjalan dengan cepat. Dan membantu aparat penegak hukum segera menyelesaikan," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwasanya sudah koordinasi dengan Walikota Batu dan sepakat berdiri untuk kepentingan terbaik korban.

"Kami sudah berkomunikasi dengan Bang Arist Merdeka Sirait, seandainya dibutuhkan proses di mana kita harus melakukan konseling psikososial, dan sebagainya untuk korban yang rata - rata sekarang sudah menjadi alumni kita siap," ujar dia.

Bahkan, kata dia, pihak pemkot berkomitmen untuk berkomunikasi dengan owner - owner yang lain, dan juga managemen yang lainnya agar sekolah tersebut terselamatkan.

"Sedangkan untuk eksploitasi ekonomi, Komisi E meminta kepada Dinas Pendidikkan, dan Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Dinas Tenaga Kerja, untuk datang kembali ke sini, dan pihak sekolah saya minta untuk menerima dengan terbuka untuk dilakukan evaluasi," tegas dia.

Di sisi lain, menurut dia adanya sekolah dengan model seperti itu adalah hal yang baru.

"Maka dari itu kita harus melakukan telaah dan menstandartkan kira - kira sekolah dengan tipikal seperti ini boleh memberikan kebebasan bekerja seperti apa? Agar tidak masuk keranah bentuk - bentuk pekerja terburuk bagi anak - anak. Sebab, itu dilarang oleh konvensi hak anak," paparnya.

Meski demikian, dirinya menyarankan kepada Walikota Batu untuk segera berkomunikasi dengan para pengelola lainnya selain terduga pelaku kekerasan seksual. Supaya untuk memikirkan masa depan dari sekolah tersebut.

"Karena sekolah ini dikelola dengan biaya tidak murah, semuanya gratis murni dan berboarding school yang bagus. Oleh sebab itu, perlu adanya skema penyelamatan, agar sekolahnya terselamatkan. Anak - anak yang sedang belajar terselamatkan, tetap belajar dengan tenang, baik yang offline maupun daring," tuturnya.

Penulis: Risma

Editor: Udiens

Publisher: Dafa

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Trenggalek- Bima Wahyu Syahputra atau yang lebih dikenal Bima adalah seorang travel content creator asal Indonesia yang lahir di...

MEMOonline.co.id- Rasa cemas saya pun sulit untuk sekedar diredakan, apalagi hendak dihilangkan, atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) jika tidak...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Komisi I DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta Pemerintah Daerah setempat, mengusulkan lebih banyak Kuota CPNS dan...

MEMOonline.co.id- “Emergency! Sangat penting.” Itulah pesan saya terima dari asisten. Ia menyela meeting saya hari...

MEMOonline.co.id, Jember- Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah digelar acara halal bihalal dan silaturahmi bersama jajaran...

Komentar