Bukti Dugaan Pendamping Bekingi Ketua Kelompok 'Menguat' Dalam Kasus Pemotongan Bantuan PKH dan Lansia di Desa Campaka - Pasongsongan

Foto: Ilustrasi google
555
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Tampaknya, kasus pemotongan bantuan dana Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan untuk Lanjut Usia (Lansia) di Dusun Campaka, Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diprediksi akan menjadi topik hangat pemberitaan media.

Hal itu dikarenakan, info - info baru terkait kasus pemotongan bansos di Dusun/Desa Campaka, Kec. Pasongsongan, terus bermunculan dari masyarakat penerima.

Terbaru, tim media ini menemukan fakta mengejutkan terkait dugaan keterlibatan pendamping dalam kasus pemotongan dua bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.

"Tidak mungkin Kerua kelompok berani melakukan pemotongan sendiri, tanpa adanya beking dari pendamping," kata sumber media ini, yang meminta namanya tidak ditulis,

Apalagi dalam melakukan aksinya, ketua kelompok sempat melontarkan bahasa pengancaman terhadap penerima bantuan stimulan itu.

Seperti : 'Mon tak aberrik, ktp nah tak eajuakinah e datengah' kata salah satu penerima bantuan menirukan ancaman ketua kelompok dalam bahasa Madura yang artinya 'jika tidak memberi uang adminitrasi KTP penerima tidak akan diajukan lagi pada pencairan berikutnya.

Dugaan keterlibatan pendamping menguat, karena ancaman ketua kelompok pada penerima bantuan PKH dan Lansia terbukti adanya.

Tiga orang penerima bantuan PKH dan lansia yang bantuannya sempat dipotong namun dikembalikan lagi, benar - benar tidak mendapat bantuan stimulan pada pencairan pertama di tahun 2021.

Sementara satu orang penerima yang bantuannya juga sempat dipotong namun dikembalikan tapi dia tetap memberi uang adminitrasi kepada ketua kelompok, lolos dan tetap menerima bantuan sosial pada pencairan perdana di tahun 2021.

"Ada empat orang penerima yang pemotongan bantuannya sempat dikembalikan. Namun karena satu penerima tetap membayar uang adminitrasi dan foto copy, dia lolos mendapatkan bantuan. Sementata tiga orang penerima lainnya, gagal terima bantuan pemerintah," kata sumber dilapangan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemotongan dana bantuan pemerintah tersebut berkisar Rp 20 sampai 30 ribu untuk PKH, dan Rp 50 ribu untuk penerima bantuan lansia.

Dan pemotongan itu dilakukan ketua kelompok kepada penerima dengan dalih untuk biaya foto copy dan adminitrasi.

Parahnya, aksi pemotongan dana bantuan tersebut diduga dilakukan ketua kelompok atas arahan pendamping.

Namun, saat dihubungi media ini melalui telepon selulernya, pendamping Desa Campaka yakni pak Imam, mengaku tidak tahu menahu modus pemotongan bantuan PKH dan Lansia oleh ketua kelompok.

"Waduuhhh... soal pemotongan itu saya tidak tau, tapi kabarnya sudah dikembalikan kepada penerima," terangnya.

Disinggung soal adanya pengancaman ketua kelompok terhadap penerima bantuan dan saat ini benar - benar terbukti, Imam malah mengelak terlibat.

Sebab menurutnya, pihaknya apalagi ketua kelompok tidak bisa mengintervensi keputusan Dinas Sosial terkait dapat tidaknya masyarakat menerima bantuan PKH dan Lansia.

"Soal ancaman ketua kelompok terkait dapat tidaknya masyarakat menerima bantuan pemerintah, itu kayaknya tidak akan ber epek. Karena semua keputusan ada pada yang diatas (Dinas diatasnya red)," paparnya.

Imam mengaku jika pihaknya hanya orang bawahan yang tidak memiliki peran lebih selain sebagai pendamping. Apalagi sampai merubah keputusan atasannya.

"Makanya saya tekankan jika terkait kasus ancaman ketua kelompok pada penerima bantuan PKH dan Lansia yang saat ini terbukti tidak dapat, itu bukan akibat ulah kami, melainkan karena kebijakan pemerintah yang memang melakukan pengurangan penerima bantuan secara serentak," pungkasnya.

Penulis: Hadi Petir

Editor: Udiens

Publisher: Dafa

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pelaksanaan Kalender Event yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Diaspora setempat,...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Ngatmini (50) warga Dusun Sriti Desa Sumber Urip Pronojiwo Lumajang, dievakuasi petugas gabungan TNI Polri dibantu warga...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Ketua DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Abdul Hamid Ali Munir, mengajak seluruh masyarakat memanfaatkan Ketua DPRD...

MEMOonline.co.id, Trenggalek- Bima Wahyu Syahputra atau yang lebih dikenal Bima adalah seorang travel content creator asal Indonesia yang lahir di...

MEMOonline.co.id- Rasa cemas saya pun sulit untuk sekedar diredakan, apalagi hendak dihilangkan, atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) jika tidak...

Komentar