MEMOonline.co.id, Sumenep - Momentun perayatan hari jadi Kota Sumenep ke 751 tidak seperti biasanya. Tak ada kebisingan dimalam perayaan.
Tidak ada hiruk pikuk gelak tawa para penghuni kota. Pagelaran musik tradisional tong-tong-pun tak tampak mewarnai jalanan. Tak ada aktivitas kebudayaan yang mengiringi perayaan hari jadi.
Semuanya hening, semuanya digelar dengan amat sederhana. Usai upacara peringatan, satu persatu pejabat pemerintahan pulang ke rumah masing-masing.
Corona virus disease 2019 (Covid-19) menjadi penyebab utama perayaan hari jadi kota keris ke 751 teramat sunyi. Virus konyol asal Cina itu merecoki momentum hari besar masyarakat Sumenep.
Bagaimana tidak, sebelum adanya virus tersebut, tahun-tahun sebelumnya dimalam perayaan hari jadi, sebagian besar warga berbondong-bondong pergi ke Kota menikmati indahnya beragam sajian kultur budaya peninggalan leluhur Madura.
Meski tak dirayakan sebagaimana mestinya, momentum hari jadi kota Sumenep ke 751 tetap Istemewa. Demikian disampaikan Bupati Sumenep KH Busyro Karim usai upacara peringatan di gedung Pemkab setempat. Sabtu. (31/10/20).
Kata dia, di usianya yang ke 751 tahun. Kota Sumenep sebetulnya telah memberi isyarat. Dimana, isyarat itu terletak pada keistimewaan etos kerja para penghuninya.
"Jika tidak istimewa maka usia pemerintahannya tidak akan sampai pada 751 tahun," katanya.
Menurut orang nomor satu di Kota keris itu, keistimewaan lainnya adalah dari sisi kemanusiaannya, masyarakat Sumenep memiliki toleransi tinggi, baik dari segi politik maupun antar umat beragama.
"Apapun masalahnya selalu bisa diselesaikan dengan baik, tidak diwariskan sampai anak cucu, ini yang menjadi keistimewaannya," ucap Busryo.
Keistimewaan lainnya kata dia terletak pada potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. Kabupaten Sumenep kaya akan kepulauan dan energi.
"Saya kira tidak perlu disebutkan, semua sudah tahu potensi alam yang dimiliki Kabupaten Sumenep," pungkasnya. (Zai/red).