Dominggus Yable: Jadikan Papua Barat Daya 'Barak Perjuangan' Bukan Lapak Dagang Para Oportunis

Foto: Dominggus Yable
1545
ad

MEMOonline.co.id, Papua Barat Daya - Fenomena yang harus diakui sebagai dinamika politik yang lazim dengan mencermati berbagai macam aspek.

Disisi lain, kita wajib paham bahwa hak dipilih dan hak menentukan pilihan secara politis juga digaransi oleh konstitusi. Sehingga, siapapun punya hak untuk dipilih dan menentukan pilihan secara politis.

Akan tetapi, ada beberapa catatan otokritik etis yang bisa menjadi pertimbangan serius, hal ini dalam kaitan upaya konsolidasi politik untuk penentuan representasi aspirasi warga masyarakat Papua Barat Daya di parlemen.

Tema seperti di atas bisa memicu multi tafsir dan persepsi dalam ruang publik Provinsi Papua Barat Daya. Baik secara teritorial terkait dapil politis ataukah secara entitas etnis.

Opini publik menyeruak dari yang bersifat independen hingga yang bersifat tendensius. Opini publik bakal berdinamika, baik secara sensitif maupun normatif.

Pengalaman habis manis sepah dibuang setiap kali ada kontestasi politik, meninggalkan luka mendalam dan kritis dalam memori masyarakat Provinsi Papua Barat Daya yang sebelumnya masih menjadi satu dengan Provinsi Papua Barat.

Fenomena ini kental terasa bukan hanya di tataran grassroot tapi juga para tokoh sentral non parpol.

Akibatnya, sinisme dan pesimisme kian mengkristal karena berkali-kali disuguhkan teladan buruk dari para figur politik yang menyandang label Papua Barat Daya atau yang sebelumnya Papua Barat.

Sinisme dan pesimisme ini sudah seperti tembok tebal dengan tombol aktif otomatis.

Artinya, ketika menjelang kontestasi politik, para figur yang punya visi politik mendadak berubah dari sosok elitis menjadi egaliter. Sontak, perilaku seperti ini memicu tombol otomatis dari tafsir apriori yang sangat tajam.

Mereka yang punya visi politik harus legowo untuk mawas diri terhadap realita ini. Meski, warga masyarakat Papua Barat Daya sudah banyak yang berdiaspora di luar dari Provinsi Induk (Papua Barat ), tapi mereka yang tersebar di wilayah Sorong Raya yang kini telah dimekarkan menjadi Provinsi Papua Barat Daya tetap memiliki endapan social dignity yang kental.

Ketika social dignity ini dilukai, maka fatal akibatnya karena akan memicu stigma penuh resistensi yang akut, sehingga butuh waktu lama untuk sembuh, bahkan untuk sembuh pun bukan hal yang mudah.

Figur karbitan yang muncul mendadak tanpa adanya upaya merajut grassroot chemistry secara alami, akan berhadapan dengan resiko biaya politik yang mengalami obesitas.

Mesin politik terpaksa dikonstruksi secara mendesak demi mengejar penalti jadwal pemilu. Otomatis, konsekuensi logisnya akan membuat biaya politik menjadi politik biaya atau politik transaksional melalui politik uang.

Realitas ini yang membuat kultur politik kita menjadi sangat transaksional. Dilema kultur transaksional ini terpaksa dijawab oleh para figur dengan melibatkan bargaining dengan para cukong penguasa modal.

Dan pada saat figur menggenggam suksesi politik, prioritas aspirasi rakyat akan sulit diperjuangkan. Mengapa? Konsekuensi balas jasa politik terhadap cukong harus diselesaikan. Dan, pada akhirnya, hanya akan terjebak dengan peran politisi pemburu rente lewat upeti proyek-proyek pelat merah.

Praktek serangan fajar mengubah demokrasi menjadi lapak dagang. Akibatnya, demokrasi kian hiruk pikuk seperti pasar yang penuh sesak dengan obrolan politik sekaligus obralan politik secara murahan.

Dan secara pasti, politik transaksional tidak akan pernah melahirkan figur ideal. Karena merasa sudah membeli suara rakyat dengan amplop (uang), tanggung jawab memperjuangkan aspirasi rakyat secara kolektif bukan lagi keharusan.

Selain catatan sebelumnya, namun masih ada populasi akar rumput yang masih jernih dalam bergagasan secara rasional. Kelompok ini bisa sangat kritis dalam kritik atau otokritik. Tapi hal ini bukan manifestasi dari pesimisme, sinisme dan apatisme.

Kelompok ini adalah mereka yang berlogika merdeka, karena mereka memiliki hasrat untuk menjaga nilai-nilai prinsip tidak bias dengan apologi politik tendensius.

Politisi yang benar-benar pro rakyat tidak akan pernah mencap kelompok ini sebagai oposisi yang harus dimusuhi bahkan, dalam beberapa kasus, berusaha untuk dilenyapkan karena dianggap sebagai gula dan madu politik.

Dalam atmosfer demokrasi yang sehat, kelompok ini tetap dibutuhkan sebagai fungsi pengawasan di tingkat akar rumput.

Ketika politik kehilangan sense of humanity dan freedom of mindset, politik akan menjelma seperti senjata pemusnah massal yang akan menciptakan genosida secara sosio-ekonomi dan sosio kultural dalam masyarakat Provinsi Papua Barat Daya kedepan.

Mereka yang bertekad maju dalam arena pertarungan politik dari ruang publik Papua Barat Daya, wajib menyadari peran vital mereka sebagai penyambung suara rakyat.

Sebagai penyambung suara rakyat, maka organ tubuh yang digunakan adalah lidah dan otak yang cerdas dalam memahami Persoalan Dasar Rakyat, bukan menjadi pemburu tante.

Organ lidah hanya ada satu, sedangkan telinga dan mata ada dua. Itu artinya, sebelum satu kali menggunakan lidah sebagai wakil rakyat, wajib dua kali mendengar dan dua kali melihat akan kondisi riil masyarakat Papua Barat Daya.

Itulah sekelumit paparan singkat Dominggus Yable, calon anggota DPR RI Dapil Provinsi Papua Barat Daya yang meliputi Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Tambrauw.

"Pastikan sejak dini untuk melihat Provinsi Papua Barat Daya sebagai Barak Perjuangan dan bukan Lapak Dagang Oportunis," tegas Dominggus Yable yang juga Ketua Repdem Provinsi Papua Barat itu.

"Mereka yang menyandang visi politik ini, harus siap menghadapi beberapa catatan diatas. Jangan terintimidasi karena opini kritis atau otokritik yang bakal bermunculan dari basis akar rumput," tambahnya.

"Semoga ruang diskusi kritis dengan tema seperti ini benar-benar menjadi desain kecil yang mengedepankan gagasan penuh argumen konstruktif, dan bukan penuh provokasi atau sentimen tendensius," pungkas aktivis asal tanah Papua ini.

Penulis    : Bambang

Editor      : Udiens

Publisher : Syafika Auliya

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang, resmi mengoperasikan sarana WiFi Publik di seputaran Alun - Alun...

MEMOonline.co.id, Sampang- M Inisial, seorang mucikari asal desa Taddan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur ditangkap jajaran...

Bersama ini saya ijin menyampaikan keluhan masyarakat sekitar pasar induk Cibitung Kabupaten Bekasi, bahwa sudah lebih dari 3 bulan sampah di...

MEMOonline.co.id, Kota Bekasi- Silaturahmi Pemerintah Kota Bekasi bersama para insan pers di Pendopo Walikota Bekasi diawali dengan acara buka puasa...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Potret kurang matangnya tata kelola kesenian di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur menjadi pengantar diskusi hangat...

Komentar