
MEMOonline.co.id, Jember - Bantuan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau yang dikenal dengan istilah bedah rumah di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember Jawa Timur, diduga dijadikan ajang bancakan oleh oknum.
Kenyataan itu, seperti terlihat di beberapa rumah milik warga penerima RTLH (rumah tidak layak huni) yang sudah selesai digarap di desa itu.
Menurut kesaksian warga, bahan yang dikirim diduga sangat tidak sesuai dengan harapan sebagaimana disosialisasikan oleh Bupati Jember.
"Batako1000 biji, semen 15 sak, lainnya tidak tahu," sebut Syafi'i saksi mata salah seorang keponakan penerima RTLH milik B.Mina.
Kata Syafi'i, semen yang dikirimkan menurutnya sangat kurang. Bahkan, pihaknya mengaku harus membeli lagi semen untuk menambah.
"Semen nambah sendiri, dari uang sendiri 5 sak. Sampai saat ini, tidak diganti. Begitupun daun jendela kami beli sendiri," ungkapnya.
Bahkan, kata dia, kunci yang harusnya diselesaikan tidak kunjung dipasang hingga penggarapan selesai," bebernya.
Aneh lagi, diakuinya besi yang dipakai dinilainya sangat tidak standart dan kurang untuk ukuran standart rumah 6,5 x 4,5 meter.
"Besi yang dipakai ukuran 8 sama 6. Itupun, pada saat pemasangan juga diselang-seling sehingga bangunan yang dihasilkan, sangat diragukan," lugas Syafi'i.
Untuk kramiknya sendiri, kata pria itu sudah cukup. Hanya saja, kayu yang dikirim kurang dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
"Kayu usuknya banyak yang ukuran 2 meter. Jadi, harus disambung. Kayu paling besarnya hanya dikasih satu, itupun tidak sampai 5 meter," lugasnya.
Setelah bangunan itu selesai dan berdiri, Syafi'i mengaku khawatir membahayakan dengan bangunan itu.
"Ini bisa dilihat, sudah mulai retak. Bagaimana tidak retak, kayu kurang dan bangunan ini tidak ada pondasinya," pungkasnya.
Sementara Kepala Desa Sumber Salak, Suryono mengaku tidak mengatahui secara jelas terkait bantuan RTLH itu.
Bahkan, pihaknya megaku tidak pernah diajak musyawarah dan koordinasi baik pengusulan maupun saat realisasi.
"Saya kalau dibilang tidak tahu takut salah. Tapi sampai hari ini, pihak desa tidak pernah dilibatkan, jangankan RABnya, jumlah penerimanya saya juga tidak tahu," pungkasnya, saat dikonfirmasi lewat sambungan selulernya.
Perlu diketahui, anggaran pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Jember masing-masing rumah senilai Rp 17.500.000 masuk melalui rekening penerima.
Sementara rinciannya, Rp 15.000.000 untuk bahan. Untuk ongkos jasa tukangnya sendiri, Rp 2.500.000.(Inul)