Pasalnya, tarik tambang yang diikuti peserta Putra dan Putri dari masing-masing instansi Satuan Kerja (Satker) tersebut, Ricuh.
Sebab, dalam pelaksanaan lomba tersebut ‘panitia’ terkesan tidak tegas terhadap masing-masing peserta lomba, yang seharusnya pesertanya dari unsur pegawai negeri sipil (PNS).
Klik Disini Videonya: https://www.youtube.com/watch?v=F6KABg9jtiE&t=103s
Namun di lapangan, panitia lomba justru kecelongan dengan peserta lomba dari salah instansi, yang anggotanya yang Non PNS.
Mengetahui hal itu, penonton marah besar dan memprotes panitia pelaksana, yakni Dinas Kesehatan.
“Mulanya seperti itu, panitia tidak tegas dan teliti terhadap masing-masing peserta lomba,” kata Suhartono, salah satu anggota Satpol PP yang ikut menjadi peserta dalam lomba tersebut.
Padahal menurutnya, peserta yang boleh ikut lomba tarik tambang Agustusan itu, adalah dari golongan PNS saja, utusan dari masing-masing Satker.
Tapi kenyataan di lapangan, panitia membolehkan peserta dari salah satu instansi, yang anggotanya ada yang bukan dari PNS.
“Akhirnya ricuh pak, karena penonton ada yang melihat peserta lomba bukan dari PNS,” terang Suhartono.
Ditambahkan, dalam lomba tarik tambang menyemarakkan Hari Ulang Tahu (HUT) RI ke 73 itu, melombakan tarik tambang Putra dan Putri (PaPi).
Dengan rincian, untuk peserta Putri jumlah anggotanya sebanyak 5 orang. Sedangkan ungtuk peserta Putra, jumlah pesertanya sebanyak 7 orang.
Sementara panitia dalam setiap lomba yang digelar pemerintah Sumenep tersebut, tidak tetap.
Dalam setiap pelaksanaan lomba, panitia digilir antar Satker yang dengan Satker lainnya.
“Panitianya gantian pak, kalau yang tadi panitianya adalah Dinas Kesehatan, besok diganti dinas lainnya, begitu seterusnya,” pungkas Suhartono. (Udiens)