
MEMOonline.co.id, Pamekasan - Laga Madura United kontra Madura United pada pekan ke-27 BRI Liga 1 2022-2023 yang berlangsung di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan Pamekasan, Minggu (26/2/2023) pukul 15.00 WIB berakhir nihil gol.
Walau banyak peluang tercipta namun kedua tim harus rela berbagi poin sama sebab sampai akhir pertandingan skor tetap 0-0.
Untuk sementara, sang arsitek Madura United Fabio Araujo Lefundes mengaku cukup puas atas permainan anak asuhnya.
"Kita main cukup bagus. Pemain bisa bermain dan berganti taktik untuk menyusahkan lawan dengan cara yang saya mau. Selamat untuk pemain saya," ujar Fabio Araujo Lefundes saat sesi Post Match Press Conference, Minggu (26/2/2023) malam.
"Semoga semangat bagus waktu bermain di kandang dan disini melawan Persija Jakarta, semangatnya juga bagus dan dibawa saat di pertandingan melawan Borneo nanti," ucapnya.
Meski cukup puas dengan permainan timnya, namun Fabio mengaku sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit yang dinilainya tidak bisa menjalankan tugas sebagai pengadil lapangan yang berstandar FIFA.
Pelatih asal Brasil itu merasa permainan timnya banyak diganggu dengan keputusan-keputusan aneh wasit.
"Tetapi datang wasit dari FIFA hari ini dan dia ganggu permainan dalam lapangan. Saya komplain karena Persija Jakarta bisa serang dan mencetak gol, tetapi saya malah dapat kartu kuning. Seharusnya dia yang dapat kartu," kesal Fabio.
Fabio Araujo Lefundes mengecam wasit (Fariq Hitaba) yang malah mengancam memberikan kartu merah.
Pelatih asal Brasil berusia 50 tahun itu melihat bahwa lisensi seorang wasit bukan jaminan untuk memimpin pertandingan dengan baik.
"Dia dari FIFA tapi harus bagus. Tapi dia malah mengancam orang. Dia pikir karena dia lisensi FIFA, tetapi bukan seperti itu. Wasit tidak akan ganggu dan kalau dia mengganggu' hasil pertandingan, itu akan ada masalah," katanya.
Fabio juga menyayangkan bagaimana telatnya pengambilan keputusan wasit yang terkesan tidak punya pendirian dan mengharapkan asistennya untuk memberikan saran.
"Birrul Walidain seharusnya dapat kartu kuning saat melanggar Reva, tapi dia pikir tidak. Tetapi akhirnya dapat kartu kuning setelah melakukan pelanggaran di babak kedua," terang Fabio.
"Saat hadangan kepada Malik Risaldi di kotak penalti, kenapa harus tunggu wasit garis. Jadi wasit itu menganggu, tak bisa ambil keputusan. Kenapa dia harus tunggu?" heran Fabio.
Sebagai wasit berlisensi FIFA, lanjut Fabio, seharusnya kejadian-kejadian di lapangan yang berbahaya tak bisa dibiarkan.
Dan Fabio menilai bahwa stagnansi sepakbola Indonesia, salah satunya karena buruknya kualitas wasit.
"Dia dari FIFA seharusnya mengerti dan paham standarnya bagaimana saat dia memimpin pertandingan. Kalau satu pemain tidak bagus pasti ada kritik, begitu juga saya. Wasit kalau tidak sesuai kinerja ya seharusnya mendapat kritik juga," tegas Fabio.
"Saat kami ingin main cepat setelah dapat bola mati, dia bilang tunggu. FIFA itu maunya bola berjalan. Coba lihat statistik setiap kali Madura United main. Waktu efektif Madura United jadi yang paling banyak. Jadi kalau mau maju harus mainkan bola, jangan ada banyak gangguan di pertandingan," beber Fabio.
"Thomas juga pernah komplain karena hal itu. Saat kami lawan Bhayangkara FC, itu adalah laga dengan waktu efektif terbesar karena kami mau main bola meskipun pada akhirnya kami kalah empat gol tanpa balas," pungkas Fabio.
Perlu juga untuk diketahui bahwa Thomas Doll sebagai Pelatih Persija Jakarta juga mengkritik hal yang sama atas kepemimpinan wasit saat timnya berhadapan dengan Barito Putera karena dinilainya wasit terlalu banyak meniup peluit.
Jalannya Pertandingan
Sepanjang 15 menit babak pertama, kedua tim saling serang namun mereka masih sama-sama memiliki pertahanan tangguh.
Memasuki menit ke-30, tempo permainan agak mulai menurun dan hanya berkutat di lapangan tengah.
Namun di menit-menit akhir, kedua tim kerap melakukan pelanggaran dan tensi permainan kembali meninggi.
Sampai-sampai pelatih Madura United Fabio Araujo Lefundes mendapat kartu kuning dari wasit pertandingan.
Di babak kedua, kembali kedua tim bergantian menciptakan peluang dengan intensitas yang masih cukup tinggi.
Madura United melalui Hugo 'Jaja' Gomes, sedangkan Persija Jakarta dari Aji Kusuma.
Namun kali ini giliran Pelatih Persija Thomas Doll yang ketimpa kartu kuning dari pengadil lapangan karena melontarkan kata-kata kasar.
Peluang emas diperoleh Persija lewat Riko Simanjuntak di menit ke-63 tapi bola masih melebar di samping gawang Madura United.
Madura United juga berpeluang emas melalui Beto yang memanfaatkan umpan dari Lulinha. Namun sayang sundulan Beto di menit ke-70 itu masih tipis di sisi gawang Persija.
Akan tetapi hingga wasit meniup peluit panjang sebagai tanda berakhirnya pertandingan, skor tak berubah dan tetap 0-0.
Penulis : Bambang
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliya