Jalur Angkutan Pasir di Desa Bades Diduga Bermasalah, Siang Tadi Hampir Ricuh

Foto : situasi saat penutupan jalan yang biasa dilalui truk angkutan pasir di Desa Bades Kecamatan Pasirian
837
ad

MEMOonline.co.id, Lumajang - Aksi saling bersitegang terjadi di jalur angkutan pasir masuk Desa Bades Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang Jawa, Timur, Minggu (17/10/2021) siang.

Hal tersebut menyusul pasca Arsyad Subekti mengklaim, jika jalur tersebut melewati lahan miliknya berdasarkan akta jual beli No.164/III/2009.

Lahan yang sudah biasa dilalui truk angkutan pasir itu lalu di tutup. Ditanami pohon sengon serta dibentangkan banner bertuliskan 'Kendaraan Bermuatan Pasir Dilarang Melintas, Tanah Ini Milik Pribadi', dengan menyertakan nomer AJB ( Akta Jual Beli ).

Sempat terjadi protes dari sopir yang sudah terlanjur masuk ke area tambang pasir dan tak bisa keluar. Lantara ketika harus berputar arah, harus menempuh jarak puluhan kilo meter, itupun mereka khawatir bentrok dengan warga setempat.

Arsyad Subekti didampingi ke lima kuasa hukumnya, tetap bersikukuh menutup akses jalan dan mempersilahkan truk angkutan pasir, untuk mencari jalan lain.

"Siapapun yang hendak melewati baik itu truk, mobil pribadi atau apa saja memang sudah tidak diperbolehkan. Ini tidak ada kaitan dengan penutupan jalan tambang. Kita tidak tau jalan tambang, apakah ini jalan pintas atau apa. Yang intinya sesuai amanah klien kita, pokoknya jangan melewati tanah klien kita, silahkan cari jalan lain lagi," ungkap Dwi Wismo Wardono mewakili kuasa hukum yang lain.

Disisi lain, keluhan para sopir pasca penutupan tersebut dikarenakan setiap melintas, sebelumnya merasa sudah membayar Rp. 10 ribu pada portal.

"Saya mengeluh minta ganti rugi aja karena muter balik. Kalau kita puter balik sekitar 45 KM. Minta ganti ruginya pada portal, yang harus tanggung jawab kan portal. Mesti lewat Bondeli, lewat Kalibendo ndak boleh ditutup, lewat Uranggantung juga ndak boleh," keluh Bali, salah satu sopir truk angkutan pasir.

Berkaitan dengan tarikan, secara gamblang Bali mengutarakan jika total keseluruhan mencapai Rp. 40 ribu. Di sepanjang jalur menurutnya ada penarikan Rp. 2 ribuan, tapi hal tersebut tidak dipersoalkan lantaran dinilai diperuntukkan untuk menservis atau memperbaiki jalan.

"Kendali ya kita beli. Ada yang Rp. 100 ribu, ada yang Rp. 70 ribu, ada yang Rp. 50 ribu," imbuhnya.

Situasi semakin memanas saat Asryad Subekti bersama rombongan seolah ditahan. Portal besi kala itu ditutup, para sopir meminta, untuk sekali saja diberikan izin melintas atau keluar dari area tambang. Sementara penjaga portal, sepertinya sudah tak lagi ditempat. Baru kembali datang pasca situasi yang sempat meradang sudah mereda.

Mempertimbangkan keselamatan dan minimnya pengamanan, Arsyad mempersilahkan sopir melintas keluar area tambang. Namun, ia menegaskan agar kondisi penutup jalan, dikembalikan seperti sediakala. Dan besok, ia akan kembali melakukan penutupan yang lebih permanen.

Penulis: Hermanto

Editor: Udiens

Publisher: Isma

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pelaksanaan Kalender Event yang digelar Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Diaspora setempat,...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Ngatmini (50) warga Dusun Sriti Desa Sumber Urip Pronojiwo Lumajang, dievakuasi petugas gabungan TNI Polri dibantu warga...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Ketua DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, Abdul Hamid Ali Munir, mengajak seluruh masyarakat memanfaatkan Ketua DPRD...

MEMOonline.co.id, Trenggalek- Bima Wahyu Syahputra atau yang lebih dikenal Bima adalah seorang travel content creator asal Indonesia yang lahir di...

MEMOonline.co.id- Rasa cemas saya pun sulit untuk sekedar diredakan, apalagi hendak dihilangkan, atas putusan Mahkamah Konstitusi (MK) jika tidak...

Komentar