
MEMOonline.co.id, Sumenep – Ternyata penggunaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang dikucurkan pemerintah untuk pembagunan infrastruktur di pedesaan, belum sepenuhnya berjalan sebagaimana mestinya.
Terbukti samapai saat ini, masih banyak infra struktur desa, seperti jalan desa yang ada di Desa Pragaan Daja, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih terlihat hancur, dan terkesan tidak tersentuh bantuan DD yang dikucurkan pemerintah.
Di Desa Pragaan Daja terlihat beberapa akses jalan yang tak tersentuh Dana Desa. Seperti jalan yang terletak di Dusun Gunung Putih Atas menuju Dusun Rembang Atas dan juga bisa menuju Kecamatan Guluk-guluk, kondisinya hancur dan sulit dilalui.
Padahal kucuran Dana Desa (DD) ke Desa Pragaan Daja cukup fantastis, dan lebih dari cukup untuk sekedar memperbaiki akses jalan desa itu. Namun kenyataannya Kepala Desa setempat terkasan membiarkan dan tidak mau peduli.
Sehingga jalan rusak tersebut menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos) Fb, seperti status yang diunggah di akun facebooknya atas nama Zanorrahman, yang isinya:
"Saya sebagai masyarakat sekitar menghimbau jangan lewati jalan ini, karena sudah tidak layak sebagai jalan umum.
Sangat miris jika ADD dan DD jumlahnya ratusan bahkan sampai milyaran tapi jalannya tak layak.
Jalan yg menunjukkan arah ke rumah Asy'ari Asy'ari Ahmadi Yanto Syem Muzammil Vick.
Dan status yang diaplud sekitar pukul 10.39 WIB itu mendapatkan banyak tanggapan dari nitizen, salah satunya dari Kepala Desa Pragaan Daja sendiri, dengan nama akun facebook Imrah KaDes Muda.
Alhamdulillah..
Trmksh kami haturkan kpd adik2 atas kepedulianx kpd desa qt tercinta ini, kami atas nama aparatur desa sdh sepakat utk jln itu kami anggarkan utk tahun ini, mohon maaf bukan maksud kami selama ini jln itu mau d kesampingkan, tp sudah di sesuaikan dgn hasil musyawarah kesepakatan bersama bahwa utk realisasi anggaran DD itu yg selama ini sdh berjalan setiap tahunnx dgn sistem pemerataan di setiap dusun. Qt bisa lihat InsyAllah utk program2 trsbt d masing2 dusun sdh terealisasi, kami aparatur desa tdk bisa berjalan sendiri, kami sangat butuh masukan2 dn saran2 dr kalian semua, agar pengalokasian anggaran trsbt tdk sia2 dn tdk salah sasaran. Sekali lg kami haturkan bxk temksh ats kepedulianx kpd desa.
Tidak hanya di medsos, kondisi jalan hancur di lokasi tanah liat, juga dikeluhkan oleh masyarakat pelajar di desa setempat.
"Kami sangat prihatin setiap pagi ketika hendak menuju ke sekolah INSTIKA, apalagi saat musim hujan datang, akses jalan ini bak kubangan kerbau," kata salah satu pelajar, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Padahal menurutnya, sudah sering warga melaporkan kondisi jalan rusak itu kepada pihak desa. Namun jawaban yang diterima sungguh menyakitkan, yakni disuruh menunggu.
"Sampai kapan kami harus menunggu. Apa sampai jatuh korban. Kita berharap jalan ini secepatnya diperbaiki agar pelajar dan warga yang melintas merasa nyaman," sesalnya penuh harap. (Satrio/diens)