
MEMOonline.co.id, Lumajang -Ahmad Fauzi (31), warga Jalan Gunung Ringgit Dusun Curah Pakem Desa Seruni Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, merupakan seorang seniman ukir yang bertalenta, piawai membuat warangka keris berbagai bentuk berbahan kayu.
Ternyata, di tempat tinggalnya yang jauh dari bingar - bingar keramaian kota, Ahmad Fauzi yang akrab disapa Fauzi itu, namanya dikenal hingga ke luar kota.
Bakat yang ia geluti sejak duduk di bangku SD kala itu, bermula Fauzi senang membuat ketapel namun berbeda dengan ketapel pada umumnya.
Dibentuk, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi siapa saja yang melihatnya, sehingga timbul keinginan untuk memilikinya.
Tak ubahnya pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Bakat mandirinya itu diakui Fauzi diperoleh melalui bakat turunan. Sang kakek kata dia merupakan seniman ukir. Sementara sang paman, merupakan seniman patung.
"Saya tidak diajari siapa - siapa, seperti timbul sendiri dari diri saya. Pokoknya yang berbau seni saya suka. Pasti saya tekuni," ucap Fauzi, Minggu (29/11/2020).
Berangkat dari bakat mandirinya, Fauzi saat itu belajar dengan memperbaiki karya pamannya yang dirasa olehnya kurang mapan. Seiring berjalannya waktu, iapun semakin berpengalaman, hingga tak lama kemudian, datanglah beberapa orang dari kalangan teman - temannya yang meminta membuatkan benda ukiran.
"Intinya, atas bakat yang kita miliki harus kita landasi dengan keyakinan yang tinggi. Optimis dan pantang menyerah," imbuhnya.
Barulah ditahun 2011 lalu, pesanan demisanan berdatangan, hingga warangka keris berbagai macam bentuk dan ukiran ia tekuni, dimana Fauzi merupakan penggemar benda pusaka.
"Dari yang saya bikinkan awal, dia mengabarkan ke yang lain. Contoh ada orang Lumajang yang pesan warangka keris ke saya, lalu di jual lagi ke luar kota. Dan dari sana saya saling kenal dengan orang - orang di luar Kabupaten Lumajang," imbuhnya.
Untuk pembuatan satu waranga keris, kata Fauzi memerlukan beberapa tahapan. Sedari pemorongan kayu yang akan dibuat lalu di haluskan. Setelah itu digambar sesuai kentuk yang dibuat, lalu dipotong selanjutnya dipahat.
Setelah berbentuk, berulah dihaluskan hingga pada tahapan alkhir ada pada tahap pewarnaan (finishing).
"Untuk pewarnaan ini kita sesuaikan dengan cuaca. Kalau penghujan, kita tunda dulu karena pengeringannya perlu sinar matahari," tukas Fauzi.
Saat ini, Fauzi mengaku bisa membuat warangka keris 10 hingga 20 dalam rentan waktu sebulan. Harga per warangka bervariatif, bergantung pada bentuk ukuran dan motif ukirannya.
''Paling murah ada yang harga Rp. 135 ribu, juga ada yang seharga Rp. 500 ribu. Alhamdulillaah, sebulan dari pembuatan warangka ini saja, saya bisa memperoleh penghasilan hingga +/- 4 jutaan," tutur Fauzi.
Selain, membuat warangka keris, Fauzi juga menekuni dekorasi ruangan, cafe dan taman berikut, meuble menerima pemesanan segela macam benda (kursi, lemari dan lain / lain).(Hermanto/red)