Tak Jelas Wujudnya, Program 'Santri Millenial Entrepreneur' Unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Disorot GEMPAR

Foto: aktivis Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (GEMPAR) saat orasi didepan kantor Bupati Sumenep
1463
ad

MEMOonline.co.id. Sumenep - Saat ini, program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, yakni program Santri Millenial Entrepreneur, mendapat sorotan tajam aktivis Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (GEMPAR), Senin (15/08/2022).

Hal itu dikarenakan, program Santri Millenial Entrepreneur yang merupakan Program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep itu, tak jelas wujudnya.

Program yang diperuntukkan bagi kalangan santri dan alumni pesantren yang aktif di Pondok Pesantren itu, bak fatamorgana saja. Sebab program tersebut ada tapi tidak jelas wujudnya.

Oleh karenanya, sejumlah aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (GEMPAR) melakukan rukyah di depan Kantor Bupati Sumenep, yang berada di Jl. DR. Cipto No.33, Desa Kolor, Kecamatan Kota, Sumenep.

Mereka meminta Bupati dan Wakil Bupati Sumenep mengevaluasi program tersebut, wabil khusus OPD terkait.

Dalam Orasinya, Mohammad Nor menyampaikan, sebagai masyarakat Sumenep berkeinginan agar salah satu program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan ekonomi berbasis kawasan dari hulu ke hilir tersebut benar-benar tepat sasaran dan mampu mengurangi kemiskinan dan angka pengangguran.

"Program Santri Millineal Entrepreneur dan Kalangan Muda yang menjadi program unggulan Bupati dan Wakil Bupati hanya ada dalam mimpi. Terbukti Ghaib, Program tersebut tak mampu selesaikan permasalah pengangguran dan kemiskinan," kata Aktifis PMII ini, saat berorasi didepan Kantor Bupati Sumenep.

Sehingga mereka sangat menyayangkan program untuk membangun jejaring bagi para santri dan alumni yang aktif di pondok pesantren dalam mengelola usaha, baik secara mandiri atau bersama-sama tidak berjalan sebagaimana mestinya, seperti 'fatamorgana' terlihat ada padahal wujudnya tidak ada.

Muhammad Nor menuturkan, program dengan anggaran yang cukup fantastis itu terkesan hanya jadi bancakan oknum saja. Indikasinya, sampai hari ini tidak ditemukan output yang tampak dari program tersebut. Program itu patut diduga hanya buang-buang anggaran saja.

"Sampai hari ini kami tidak melihat satupun output yang tampak dari program itu. Sangat disayangkan program dengan anggaran 2,8 M ini tidak berjalan sesuai harapan Bupati dan Wakil Bupati," paparnya

"Inilah sebab kami mengatakan bahwa program tersebut adalah program Gaib," tudingnya.

Kondisi ini pun, membuatnya khawatir lantaran sebelumnya Pemkab Sumenep juga dinilai telah gagal menjalankan dan mengembangkan program yang serupa, yakni Wirausaha Muda Sumenep (WMS).

“Itu fakta, jika tetap tidak ada evaluasi dan peningkatan pada progres wirausaha santri itu. Maka dipastikan akan bernasib sama seperti WMS yang kini dibuang percuma oleh Pemkab Sumenep,” tegas pemuda yang juga sebagai aktivis PMII Sumenep itu.

Pihaknya berharap dan juga mendesak bupati agar segera mengkroscek kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Agar program yang dilaksanakan itu segera bisa diperbaiki dan hasilnya benar-benar tepat sasaran dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.

"Jadi, Ritual tadi itu adalah ritual bagaimana Bupati dan Wakil Bupati Sumenep ini bisa sadar bahwa program yang dijalankan itu telah beda arah dari yang dicita-citakan bupati dan wakil bupati," Tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Disbudporapar Sumenep, Moh. Ikhsan tidak bisa ditemui dengan alasan masih banyak job.

"Mohon maaf mas, saya masih banyak job," ujarnya Kepada Media Liputan12.

Untuk Diketahui, Program Santri Millineal Enterpreneur tahun 2021 menjadi salah satu program Unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Yang dibagi di empat Bidang yang melibatkan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) di sejumlah pondok pesantren dan lembaga yang memiliki tempat pelatihan di Sumenep.

Sementara, pelatihan tersebut meliputi 4 bidang di antaranya ;

I. Pelatihan Digital Marketing Dan Otomotif.

1. BLKK Ponpes Al-Amien, Pragaan. (Digital Marketing yang diikuti oleh 32 peserta)

2. BLKK Ponpes Annuqayah, Guluk-Guluk (Sistem Electronik Fuel Injekction-EFI yang diikuti oleh 32 peserta)

3. BLKK Nurul Islam, Bluto. (Digital Marketing yang diikuti oleh 32 peserta)

4. BLKK Alhidayah, Arjasa. (Digital Marketing yang diikuti oleh 32 peserta)

5. BLKK Yayasan Fatimah binti Ghozan, Manding. (Digital Marketing yang diikuti oleh 32 peserta)

Pelatihan dibidang ini digelar selama 7 hari, dan dibagi dua sesi, pada sesi pertama diikuti sebanyak 16 peserta dan sesi kedua diikuti 16 peserta juga.

II. Pelatihan Desain dan Animasi

Lokasi pelatihan ini bertempat di kampus Uneversitas Wiraraja (UNIJA). Dengan Jumlah peserta 75 orang. Dibagi tiga sesi. Per sesi 25 peserta. Pelatihan ini selama 5 hari.

III. Pelatihan Manajemen Produk Pangan

Pelatihan ini terdiri dari teori dan praktikum yang diikuti sebanyak 140 orang.

Dengan Pemaparan teori bertempat di hotel de BAGHRAF selama 3 hari. Selama 4 hari praktik lapangan bertempat di Pusat Produk Pangan, yaitu Lapangan Outdor di masing masing lembaga dari peserta pelatihan dengan produk pangan unggulannya.

IV: Pelatihan Perkuatan Skill

1. Budidaya Tanaman Hidroponik. Pelatihan ini ditempatkan di Bengkel Hindroponik Banselok. Pesertanya 15 orang selama 5 hari.

2. Pelatihan Mengukir. Ada 10 peserta yang ditaruh di Pusat Ukir Karduluk. Pelatihan dilakukan selama 7 hari.

2. Pelatihan Membatik. Ada 20 peserta yang ditempatkan di Pusat Kerajinan Batik Canteng Koneng daerah Pakondang, Rubaru. Masa pelatihan selama 20 hari.

3. Pelatihan Menjahit dilakukan selama 7 hari dengan jumlah peserta 20 orang. Lokasi pelatihan bertempat di BLK Sumenep.

4. Pelatihan Budidaya Pisang Cavendish

Yang digelar selama 2 hari dihotel dengan materi Teori, lalu dilanjutkan dengan praktik lapangan Outdor balai pertanian Di Kecamatan Ganding. Dengan diikuti sebanyak 60 peserta dengan Dibagi dua sesi. Tiap sesi diikuti 30 peserta.

Penulis      :    Alvian

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Syafika Auliyak

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Gadis malang itu diperkosa oleh SGK, yang tak lain adalah tetangga S. SGK tinggal bersama istrinya di Desa Jatian,...

MEMOonline.co.id, Denpasar- Indhy Arisandhi Lumbantobing, seorang warga Denpasar, Bali, telah mengajukan surat permohonan perlindungan hukum kepada...

MEMOonline.co.id, Jakarta- M (42), seorang arsitek, melaporkan pengalaman traumatisnya akibat hujatan dan hinaan dari suami dan mertuanya kepada...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH menghadiri Gala Dinner bersama kader Pergerakan Mahasiswa Islam...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur atas dukungan sinergi dan...

Komentar