Disebut-sebut Terlibat Kongkalikong Pengadaan Beras ASN Bupati, Begini Pengakuan Jujur 'Ibnu Hajar' Wartawan Senior Sumenep

Foto: Ibnu Hajar saat mengecek kualitas beras di rumah Sugiyati di Desa Baban Gapura
10308
ad

MEMOonline.co.id. Sumenep& Salah satu wsrtawan senior di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yakni Ibnu Hajar, akhirnya buka suara soal keterlibatan dirinya dalam pengadaan beras ASN Bupati, yang kini sedang ramai diperbincangkan, lantaran kualitasnya tidak sesuai ketentuan.

"Sumpah, saya tidak pernah terlibat dalam pengadaan beras ASN bermasalah itu. Jadi tolong nama saya dibersihkan," kata Ibnu Hajar, saat dikonfirmasi media ini, Rabu (25/05/2022).

Bahkan wartawan senior yang sekaligus dikenal sebagai budayawan tersebut, kecewa dirinya diseret - seret kedalam masalah yang kini viral, dan sedang menjadi buah bibir, di ujung timur pulau Madura.

Ibnu mengaku, dirinya tidak pernah sekalipun menjadi suplayer beras, apalagi pengadaan beras bagi ASN, yang merupakan salah satu program unggulan Bupati Fauzi.

"Lagian ngapain saya mau melibatkan diri dalam program tersebut, insyaallah penghasilan saya sudah cukup kok," tegasnya.

Namun begitu, pihaknya jujur mengakui jika pernah meminjamkan uang kepada bibinya, yang ada di Desa Baban, Kecamat Gapura, Sumenep.

Dan kebetulan bibinya tersebut memang pedagang beras, yang saat itu sedang kekurangan modal, untuk membeli beras petani yang ada di desanya.

"Mungkin itu yang menyebabkan orang-orang menyeret nama saya, kedalam kasus beras ASN Bupati. Karena beras yang dibeli bibi saya langsung dari petani, kemudian dibeli lagi oleh Direktur PD Sumekar, untuk kemudian dijual lagi kepada ASN," paparnya.

Dikonfirmasi terpisah, Sugiyati (pedagang beras red), asal Desa Baban, Kecamatan Gapura, membenarkan jika sebagian modal yang digunakan membeli beras petani, hasil dari meminjam kepada Ibnu Hajar, yang tak lain ponakannya sendiri.

"Jujur kalau masalah modal, sebagian saya memang pinjam kepada ponakan saya, Ibnu Hajar. Karena modal yang saya punya, sudah habis dibelikan beras. Sementara beras yang saya jual ke PD Sumekar, sampai saat ìni belum dibayar," terang Sugiyati, saat dikonfirmasi awak media di rumahnya, sekitar pukul 15.00 Wib.

Oleh sebab itu, pihaknya harus meminjam modal kepada orang lain, untuk memenuhi pesanan beras langganannya, yang tak cuma ada di Kabupaten Sumenep.

Melainkan ada diluar pulau Madura, seperti Banyuwangi, serta pulau jawa lainnya.

"Kalau tidak pinjam, darimana saya bisa memenuhi pesanan beras langganan saya. Langganan saya kan banya," tegasnya.

Disinggung soal berapa banyak PD Sumekar memesan beras dalam setiap bulannya, Sugiyati mengaku ada sekitar 7.530 kg. (setara tujuh ton setengah lebih red) dalam perbulannya. Dengan harga jual Rp 7.500,- perkilonya.

Sehingga, apabila beras yang dibeli kepadanya, dijual lagi kepada PD Sumekar, maka pembeli (suplayer red) akan mendapatkan keuntungan Rp 2.000,- dalam perkilonya. Dan apabila dikalikan: 7.530 x 2000, maka akan muncul angka 15.060.000,-.

Sedangkan keuntungan PD Sumekar saat menjual beras dari suplaye kepada ASN dengan harga beli Rp 9.500,- perkilo, dan dijual lagi kepada ASN Rp 10.500,- maka mendapat keuntungan Rp 1500,- perkilo.

Dan ketika dikalikan total beras yang dibeli suplayer dari sugiyati sebanyak 7.530 x 1.500," maka PD Sumekar keuntungan Rp 11.295.000,- perbulan. Dan itu hanya dari satu pedagang beras saja.

Untuk diketahui, beras ASN bupati tersebut diberikan melalui pemotongan langsung dana TPP (Tunjangan Penghasilan Pegawai) sebesar Rp 105 ribu perbulan.

Pemotongan dana TPP ASN tersebut melaui sebuah Bank BUMD, yang juga merupakab milik pemerintah daerah Kab. Sumenep.

Sementara PD Sumekar dalam hal inj, selaku pihak yang paling bertanggung jawab pendistribusian dan pengadaan beras bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Sedangkan legalitas hukum program pengadaan beras ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep, tertuang dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 64 Tahun 2021 tentang Penyediaan Beras Bagi ASN.

Penulis      :   Redaksi

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Isma

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Gara - gara bantaran sebuah sungai yang ada di Desa Kebonagung, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lumajang, resmi mengoperasikan sarana WiFi Publik di seputaran Alun - Alun...

MEMOonline.co.id, Sampang- M Inisial, seorang mucikari asal desa Taddan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur ditangkap jajaran...

Bersama ini saya ijin menyampaikan keluhan masyarakat sekitar pasar induk Cibitung Kabupaten Bekasi, bahwa sudah lebih dari 3 bulan sampah di...

MEMOonline.co.id, Kota Bekasi- Silaturahmi Pemerintah Kota Bekasi bersama para insan pers di Pendopo Walikota Bekasi diawali dengan acara buka puasa...

Komentar