MEMOonline.co.id, Sumenep - Bersama Dirjen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggelar deklarasi pencegahan penyakit Tuberculosis (TBC) di Ruang Rapat Graha Arya Wiraraja Pemkab setempat.
Kegiatan tersebut merupakan langkah awal dalam memerangi TBC di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Sumenep.
Sebab, berdasarkan hasil kajian data Stop TBC Patnership Indonesia (STPI), di Kota keris diketahui ada sekitar 2000 orang yang diduga menderita penyakit TBC. Sementara yang tercatat hanya 600-700 orang penderita.
Demikian disampaikan Dirjen Kemenkes, Imran Pambudi. Selasa (27/10/20).
Dirjen Kemenkes, Imran Pambudi menyampaikan, pembentukan Forum percepatan pencegahan TBC ini dalam rangka menggabungkan pendekatan pemerintah dengan pihak swasta untuk mencegah penularan TBC di Sumenep.
"Fungsinya adalah menggabungkan pemerintah dengan masyarakat. Jadi pencegahan penyebaran TBC ini bukan hanya tugas Puskesmas," ucap dia kepada awak media.
Menurut Imran, secara global perkembangan TBC di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sebelumnya kata dia, Indonesia masuk urutan 8 di dunia.
"Namun, saat ini tingkat peningkatan TBC Indonesia masuk peringkat 3 dunia, artinya penderita penyakit ini semakin bertambah," ungkapnya.
Sementara Bupati Sumenep, KH A Busyro Karim mengapresiasi pendeklarasian oleh STPI tersebut. Sebab kata dia, dalam pencegahan dan penanganan TBC Memnag harus dilakukan secara kolektif kolegial.
"Seandainya penanganan TBC dilakukan seperti Covid yang mana semua pihak ikut terlibat tentu ini akan mempermudah pencegahanya," ujar Busyro saat diwawancara.
Orang nomor satu di Kota berlambang kuda itu berharap, semua pihak tanpa terkecuali terlibat secara langsung di bawah Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam membasmi TBC di Sumenep.
"Nanti di bawah komando Pak Agus semua pihak untuk diajak dalam penanganan TBC," pungkasnya. (Zai/red)