
MEMOonline.co.id, Jember- Meski sudah 19 tahun menderita stroke, dan tak bisa beraktifitas sebagaimana warga lainnya, Hariyati, warga Dusun Krajan, Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, tak tersentuh pengobatan pemerintah.
Kini, wanita berumur 45 tahun itu, hanya bisa menikmati hari-harinya di atas sehelai kasur. Tanpa bisa beraktifitas seperti orang-orang pada umumnya.
Haryati ingin sekali berobat, dan terbebas dari penyakit yang dideritanya. Namun, hal itu ibarat kata pepatah 'jauh api dari panggang'.
Keterbatasan ekonomi adalah alasannya, Haryati berasal dari keluarga kurang mampu, yang jangankan untuk sekedar periksa ke dokter saja dia tak berdaya.
Jangankan untuk berobat dan periksa, untuk makan saja, dia harus menunggu dan menerima uluran tangan tetangga dan keluarga dekatnya. Setiap hari seperti itu.
Parahnya, selama 19 tahun dia terbaring, keluarganya tidak pernah mendapat perhatian pemerintah. Misalkan bantuan sosial, dia tidak pernah menerima.
Pil pahit harus dia telan, ditengah kondisinya yang lemas dan tak berdaya itu, dia harus menerima kenyataan. Suaminya, Muhammad, harus menikah lagi dengan orang lain.
"Saya suruh menikah lagi suami saya, karna kondisi saya seperti ini, sudah tidak bisa apa-apa," katanya saat ditemui media ini.
Sama halnya dengan Hariyatu, Fifi, warga setempat mengamini situasi sulit yang dialami Hariyati. Dia mengamini, Hariyati berhak mendapat uluran tangan pemerintah.
Hal itu, dikatakan Fifi, setelah berkali-kali ke rumah Hariyati. Namun, kondisi tubuh dan kehidupan ekonominya tak kunjung membaik.
"Mereka sangat pantas dibantu, agar mendapat kehidupan yang layak," katanya. (Inul/diens)