
MEMOonline.co.id, Malang - Kondisi Jembatan Muharto semakin hari semakin mengkhawatirkan. Dari hasil uji forensik memvonis kekuatan jembatan tersebut hanya 40 persen untuk bisa dilewati kendaraan bertonasi besar.
Dinas Perhubungan Kota Malang beberapa hari yang lalu telah memasang portal di dua sisi,yaitu sisi timur dan barat,ini bertujuan untuk menghindari Mobil besar tidak melintasi di jembatan tersebut.
Ketua Komisi C DPRD Kota Malang dan jajarannya serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang meninjau langsung ke lokasi,ini Dipastikan, pondasi mulai patah dan mengalami korosi.
Fathol Arifin Selaku Ketua Komisi C DPRD kota Malang mengatakan hasil peninjauan di lapangan bahwa jembatan Muharto dalam status mengkhawatirkan. Pihaknya mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Malang agar segera mengambil tindakan. “Kami akan beri masukan agar Pemkot Malang segera mengambil tindakan perbaikan,” terang dia.
Ia menambahkan,dari penjelasan DPUPR, upaya yang bisa dilakukan sementara ini sebatas menambahkan penyangga. akan tetapi penyangga tersebut tidak bisa menambah kekuatan jembatan dengan maksimal,hanya bisa memperpanjang kekuatan jembatan yang tersisa 40 persen tersebut.
Sementara itu, Kepala DPUPR Kota Malang Hadi Santoso menjelaskan, selain penyangga, kendaran besar dengan tonase di atas 3 ton dilarang melintasi kawasan Jembatan Muharto yang menghubungkan jalur kecamatan Kedungkandang dengan kota Malang tersebut.
“Sambil juga berupaya untuk mengajukan anggaran penggantian jembatan ya. Jadi bukan perbaikan lagi. Karena jika terjadi penurunan terus menerus akan mengkhawatirkan,” kata Hadi.
Ia menambahkan, antisipasi lain yang disiapkan, yakni menggunakan Jembatan Belly. Namun, harus dengan mengajukan peminjaman kepada Provinsi atau ke Kabupaten Malang.
Dengan kondisi jembatan yang semakin hari semakin mengkwtirkan tersebut,pihak Dishub terus melakukan pengaturan lalu lintas di jam jam padat karena kwatir terjadi ke macetan yang parah. (Dahlan/diens)