Dugaan Penyimpangan Proyek Penunjang Jalan Depan Kantor Camat Tekung Lumajang Menguat

Foto: Terlihat ada keretakan disamping lingkaran kayu
1052
ad

MEMOonline.co.id, Lumajang - Ada yang tidak biasa pada proyek ini. Disebut sebagai proyek penunjang jalan, tepat di pinggir jalan raya seberang kantor Camat Tekung Kabupaten Lumajang, ada sebuah penampakan disela pasangan batu plengsengan, sontak menjadi perhatian.

Penampakan tersebut bukanlah mahluk halus. Melainkan batang pohon besar, sekira ukuran pelukan orang dewasa, menembus, tak ubahnya turut dijadikan material fisik bangunan proyek tersebut.

Sejumlah awak media pun memastikan akan adanya hal tersebut. Ternyata benar, bahkan proyek penunjang jalan tersebut diprediksikan dalam waktu dekat akan rusak, alias tak tahan lama. Sebab, dikatakan mati, akar pohon tersebut masih menancap ke dalam tanah.

Terpotong seperti disesuaikan dengan lekuk pasangan batu plengsengan, seolah disengaja. Hal tersebut mengundang tanya, mengapa tidak sekalian dipotong semua, sehingga tidak menimbulkan rasa khawatir jika proyek tersebut akan rusak dalam kurun waktu yang singkat.

"Kenapa bangunan plengsengan bisa ada kayu begini masyarakat disini heran. Itu kan dipotong, yang nembus plengsengan itu bagian pangkal mas, yang ke atasnya dipotong bisa ini itu ditaruh di sungai. Kenapa tidak sekalian itu, nanti kalau tumbuh kan bisa bongkar ini bangunan," ucap sumber pada media ini, Selasa (25/5/2021).

Belum tahu proyek tersebut siapa pelaksananya akan tetapi pernah diberitakan sebelumnya, terkonfirmasi melalui Atim selaku pengawas jalan Propinsi Jawa Timur di Lumajang, jika proyek tersebut merupakan bentuk pembangunan sistim swakelola darurat bencana, yang dananya berasal dari Binamarga Provinsi Jatim.

Ketiadaan name board / papan nama kian menjadi tanya masyarakat. Tak tentu berapa biaya yang dialokasikan untuk proyek tersebut, dan dianggap sarat akan penyimpangan.

Namun sebelumnya Atim juga menegaskan jika proyek itu sudah benar. Menurutnya tak perlu papan nama, asalkan pelaporan setiap hari terkait estimasi pembelian bahan material, dilakukan ke Provinsi.

Sebaliknya masyarakat menganggap itu merupakan sebuah dalih. Bagaimanapun sebagai wujud keterbukaan publik, pelaksana harus memajang papan nama supaya selanjutnya bisa menilai, kisaran anggaran dengan hasil yang didapat.

"Ya gak tau lagi mungkin kayu ini juga termasuk ya mas. Kami masyarakat disini memperhatikan karena ini menyangkut kepentingan umum. Dan disepanjang jalan ini ke barat, sudah sering terjadi plengsengan ambrol. Jadi kami cemas. Tapi kenapa ini kesannya tidak terbuka," imbuhhya Sumber, namun meminta agar namanya tidak dionlinekan oleh media ini dengan alasan keselamatan.

Dilain waktu pasca perkembangan terkini, Atim dihubungi media ini ketika hendak dikonfirmasi terkait kayu itu melalui saluran seluler, hanya terdengar nada sambung.

Penulis: Hermanto

Editor: Udiens

Publisher: Dafa

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar