
MEMOonline.co.id, Sumenep – Bercerita tentang Kabupaten Sumenep, tentu tak kan selesai hingga dunia ini runtuh.
Pasalnya, selain potensi daerahnya yang menyimpan sejuta keunikan dan keindahan, di Kabupaten juga menyimpan aneka jajanan khas yang tersebar di berbagai pelosok yang ada di kabupaten paling timur pulau Madura ini.
Salah satunya 'kamboya' yang merupakan jajanan khas warga pulau Kabgean, yang banyak diminati oleh masyarakat luar daerah.
Apalagi Kamboya merupakan jajanan yang sudah banyak dikenal oleh Masyarakat pada umumnya, baik Masyarakat Kabupaten Sumenep bahkan sampai ke Yogyakarta dan Ibu kota Jakarta.
Jajanan khas pulau Kangean ini sering kita lihat di sejumlah warung-warung kecil yang berjejer di Pelabuhan Batu Guluk,
Seperti penuturan satu pembuat dan penjual Kamboya, Bassek, saat ditemui media ini menyampaikan jika dalam satu hari dirinya membuat Kamboya dari beras ketan sebanyak 10kg.
“Saya dalam setiap hari selalu membuat Kamboya sebanyak 10kg dengan pembeli Masyarakat sekitar, bahkan apabila ada Kapal yang datang dari Kalianget dan mau berangkat dari pelabuhan Batu guluk banyak penumpang yang membeli buat oleh-oleh,” kata Bassek, seraya tersenyum bangga.
Menurutnya, pembuatan Kamboya membutuhkan keahlian khusus, karena kalau salah dalam proses pembuatan akan mengakibatkan cepat basi.
Bahan yang di proses kata Bassek yaitu, beras ketan di cuci dengan bersih dicampur dengan santan kelapa yang sudah di masak.
“Beras ketan yang sudah di cuci bersih di aduk sampai rata dengan santan kelapa yang sudah di masak dan di tambah garam secukupnya,” jelasnya.
“Apabila proses tersebut selesai maka, dilanjutkan dengan pembungkusan olahan beras ketan tersebut dengan memakai daun pisang muda sebesar jempol tangan orang dewasa, setiap lima bungkus kecil tersebut di bungkus lagi dengan daun pisang pula dan diiikat dengan keras,” ungkapnya.
Selanjutnya, dilakukan penggodokan sampai olahan tersebut benar-benar masak.
“Penggodokan tersebut selama empat dan lima jam demi menghasilkan masakan yang sempurna, dan bisa awet sampai 5 atau 7 hari,” terangnya.
Disampaikan oleh Bassek bahwa, jajanan ini merupakan ciri khas Masyarakat Kangean dan sudah di minati oleh banyak orang baik dari luar Kabupaten Sumenep sendiri, bahkan pernah orang asing yang datang ke Kepulauan Kangean memborong Kamboya.
“Dengan rasa ketan dan santan yang nampak, banyak orang yang memesan dan membeli untuk oleh-oleh buat keluarganya. {Musdalifah}