
MEMOonline.co.id, Sumenep – Sedikitnya, 150 anak yatim dan kaum dhuafa yang ada di Desa Tambaksari, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menerima santunan dari LPI Nurul Hidayah desa setempat, Kamis (30/5/2019).
Sedangkan pemberian santunan kepada 150 anak yatim dan dhuafa itu dilakukan di aula Pondok pesantren At-Taufiqiyah Desa Tambaksari – Rubaru.
Sementara 150 anak yatim dan dhuafa yang mendapat santunan berasal dari berbagai desa di Sumenep. Seperti Desa Banasare (Dusun Mambang), Desa Duko, Basokah, Pasongsongan, Ardakeh, Matanair, Tambaksari, Gunung Kembar, Bajik, Lenteng, Punduh, Batu Putih, dan Kasengan.
Dalam sambutannya, Rudi santoso selaku perwakilan dari pengurus Lembaga Amil Zakat dan Infaq Nurul Hidayah (LAZIM) dan alumni menyampaikan jika santunan yang diberikan kepada 150 anak yatim dan dhuafa kali ini, merupakan acara yang kedua.
“Sebab, pada tahun sebelumnya tepatnya di tahun 2018, kami sudah melakukan hal yang sama, meski saat itu hanya mampu memberikan santunan kepada 30 anak yatim dan dhuafa,” kata Rudi santoso.
K Taufiq Halid selaku pengasuh pondok pesantren At-Taufiqiyah menyampaikan, Sungguh diluar dugaan kami mampu memberikan santunan kepada 150 anak yatim dan dhuafa.
“Tapi berkah ramadhan dan usaha para pengurus, panitia, dan alumni dalam mencari dana di kota sumenep selama lima hari kami mampu melaksanakan acara ini,” terangnya.
Oleh sebab itu, pihaknya selaku pengasuh mengucapkan terimakasih kepada donatur yang telah membantu suksesnya acara pemberian santunan. Wabil khusus kepada para donatur yang telah memberikan sumbangannya.
“Semoga kita masih diberikan kesehatan dan umur panjang sehingga pada tahun berikutnya kami bisa lagi memberikan santunan melebihi angka 150,” harapnya.
Selain itu, pihaknya juga berterimakasih kepada masyarakat dan aparatur desa yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada kami, dalam melaksanakan kegiatan yang bermamfaat untuk membuat harum nama lembaga dan Desa Tambaksari.
“Karena yang menjadi panitia dan yang menggagas acara ini merupakan anak muda semua,” terangnya.
Sebab menurutnya, tugas pemuda adalah memberikan perubahan dan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi banyak masyarakat.
“Bukan melakukan kegiatan-kegiatan yang sekiranya merugikan banyak masyarakat,” sambung Rahisam, salah satu alumni dan anak muda Nurul Hidayah.
Acara tersebut dihadiri kurang lebih dari 500 mayarakat, termasuk tokoh masyarakat, kyai, kepala desa, kepala dusun, dan undangan. (Rudi/diens)