Waspada ! Daging Glonggongan Mengincar Masuk Sejumlah Pasar di Sumenep Jelang Lebaran 2019

Foto: Ilustrasi daging gelonggongan
1811
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep – Mendekati Hari H Idul Fitri 1440 H/2019 M kebutuhan konsumsi daging di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diprediksi meningkat dari hari - hari biasa.

Sehingga potensi masuknya daging sapi glonggongan di sejumlah pasar tradisiobal yang ada di Kabupaten Sumenep, sangat besar sekali.

Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah harus mewaspadai masuknya daging glonggongan, yang merugikan bagi konsumen.

"Kami harap pemerintah daerah tidak berpangku tangan, harus aktif melakukan pengawasan, utamanya beredarnya daging glonggongan," kata Badrul Aini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep,

Sebab menurutnya, beredarnya daging gelonggongan sangat merugikan konsumen. Hal itu dikarenakan daging gelongongan memiliki kadar keasaman (PH) rata-rata 6,25. Sedangkan daging normal hanya me gandung PH sekitar 5,5-5,8.

"Masyarakat rugi, karena dagingnya mengandung air, atau beratnya bertambah," jelasnya.

Disamping itu, jika cara masakannya tidak sempurna lanjut Badrul, bisa membahayakan pada kesehatan konsumen. Salah satunya yang mengkonsumsi bisa terkena diare. 

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan, Sumenep, Bambang Heriyanto mengaku telah melakukan pencegahan dengan cara melakukan pengawasan secara optimal di sejumlah pasar tradisional.

"Hingga saat ini untuk di Kabupaten Sumenep, kami pastikan aman dari daging glonggongan," katanya.

Dari itu, pihaknya meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya daging yang membahayakan kesehatan tersebut. Sebab, pemerintah daerah setiap hari terus melakukan pemantauan terhadap daging yang dijual dipasaran.

Daging yang terjual di pasar merupakan sapi yang dipotong sendiri oleh pedagang dan sapinya pun hasil ternak dari para petani atau peternak lokal. Bukan daging yang telah diproses secara tidak benar, seperti meminumkan air sebelum sapi disembelih.

"Masyarakat tidak perlu khawatir akan daging berbahaya itu. Daging yang dijual dipasaran semuanya daging sehat dan hasil ternak," tegasnya.

Kendati demikian, paparnya, para konsumen tetap harus lebih berhati-hati saat hendak membeli daging sapi. Konsumen harus bisa membedakan daging sapi sehat dan daging glonggongan, karena perbedaannya sangat mencolok.

Kalau daging sapi glonggongan itu biasanya mengeluarkan air secara terus menerus. Sehingga para pedagang biasanya tidak menggantung daging tersebut seperti daging yang sehat, karena khawatir ketahuan.

"Baunya pun seperti anyir dan warnanya lebih mengkilat. Daging tersebut sebenarnya sangat bahaya bagi kesehatan konsumen. Kalau habis makan daging glonggongan itu bisanya mengalami diare dan bisa berakibat kematian," tukasnya. (Ita/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar