
MEMOonline.co.id, Sampang – Sungguh membanggakan apa yang dilakukan Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi, terhadap warganya yang menderita gizi buruk.
Pasalnya, berkat gerak cepat Bupati yang belum sebulan dilantik ini, kondisi Daniel (penderita gizi buruk red) asal Dusun Kolo Rongdalem, Desa Apa'an Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, per hari ini, Sabtu (16/2/2019) makin membaik.
Sebagaimana informasi yang dihimpun wartawan MEMO online dilapangan, diketahui jika Daniel (2), merupakan putra pasangan Hasan Basri dan Nurhasanah, yang lahir pada tanggal 20 Desember 2016 itu, saat lahir mempunyai berat badan 1.700 gram, dengan panjang 45 cm.
"Namun, saat usianya menginjak 1-5 bulan kenaikan berat badan anak saya hanya 400 gram/bulan, bahkan di Umur 6 – 10 bulan, sempat ditangani oleh pihak RSUD Saiful Anwar Malang," katas Nurhasanah, Ibu dari Daniel, yang sudah setahun ditinggal mati suaminya, Sabtu (16/2/2019).
Namun saat disinggung wartawan media ini mengapa Daniel tak kunjung dibawa ke rumah sakit, Nurhasanah, mengaku trauma ke rumah sakit.
Sebab, suami yang amat ia cintai, meninggal di rumah sakit.
"Saya trauma ke rumah sakit, karena suami saya waktu itu meninggal di rumah sakit, dan saya khawatir anak saya dijadikan malpraktek," paparnya.
Nurhasanah menambahkan, disamping trauma, kami tidak mau dirujuk ke rumah sakit karena tidak ada yang jaga anak anaknya yang lain, dan kami merasa sudah ada perkembangan pesat setelah ditangani oleh petugas Puskesmas Pangarengan.
"Disamping karena trauma, kami juga kerepotan karena anak saya yang lainnya, karena Daniel anak terakhir dari empat bersaudara," imbuhnya.
Di Tempat terpisah, Kepala Puskesmas Pangarengan Hj. Fatimatuzahroh, S.Gz, saat ditemui di kantornya menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, Daniel mempunyai riwayat gizi buruk dan waktu bayi mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Sekarang ini Daniel berumur 26 bulan (2,2 tahun) dengan tinggi 61,5 Cm dan berat badan 4,8 Kg, maka bocah tersebut mempunyai status gizi <-3 SD (sangat kurus) dengan Terapi tatalaksana Gizi Buruk sehingga asupan gizi menggunakan Pan Enteral Biskuit MP – ASI.
"Umur 2.2 tahun, dengan tinggi 61,5 Cm dan berat badan 4,8 Kg, maka bocah tersebut mempunyai status gizi <-3 SD (sangat kurus). Nah.... untuk mengatasi hal itu, kami menggunakan terapi tatalaksana Gizi Buruk sehingga asupan gizi menggunakan Pan Enteral Biskuit MP – ASI," Pungkasnya. (Fathur/diens)