Duh ! Kasihan, Nenek Sebatangkara di Pamekasan Dibiarkan Terlantar di Gubuk Reyot

Foto: Kondisi Rumah Nenek Basti di Pameksan.
827
ad

MEMO online, Pamekasan – Sungguh memperihatinkan bila melihat kondisi rumah, yang ditempati nenek Basti (80), di Dusun Jati, Jajar Desa Palengaan, Laok, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Pasalnya, rumah yang ditempati nenek sebatangkara ini, jauh dari kata layak untuk dihuni.

Dindingnya yang terbuat dari anyaman ambu dan sudah bolong-bolong ini, serta atapnya yang sudah hampir reyot, mengesankan nenek renta ini terisolir dari bantuan pemerintah.

Tak heran bila turun hujan, rumah nenek Basti, selalu digenangi air hujan yang masuk melalui celah-celah dindingnya, maupun dari atap rumahnya.

Begitu pula ketika cuaca panas, cahaya matahari menembus melalui lubang-lubang di dinding bambu, yang sudah bolong-bolong.

Dan rumah tak layak huni itu diketahui oleh mahasiswa STAI Miftahul Ulum Pamekasan  yang tengah melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di desa tersebut.

"Saat itu, kami bertemu dengan Nenek Basti, disaat kami menyisir rumah-rumah warga untuk memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa, yang sedang melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)," tuturnya.

Melihat hal ini, mahasiswa STAI Miftahul Ulum Pamekasan dan relawan yang mengatasnamakan dirinya Sahabat Peduli Rakyat (SPR) Pamekasan mengunjungi rumah nenek Basti.

"Kemarin, kami memang sempat memberikan informasi bahwa nenek Basti ini butuh uluran tangan. Karena kami tahunya sama SPR Pamekasan, maka kami menginformasikan kepada mereka, siapa tau kita bisa bersama-sama membantu nenek Basti ini," Paparnya.

Sementara Nenek Basti saat ditemui di rumah reyotnya oleh relawan SPR Pamekasan dan mahasiswa KPM STAI Miftahul Ulum Pamekasan, menceritakan kisah hidupnya.

“Saya hidup sendirian, karena suami saya sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya sering mendapatkan sedekah dari para tetangga,” Ungkap nenek yang tengah hidup sendiri itu.

Nenek lansia tersebut mengaku tidak memiliki harta seperti sawah maupun kebun (Ladang) untuk dikelola sebagai penopang kebutuhan hidup.

“Meski keadaan saya seperti ini, saya tetap bersyukur kepada Allah SWT karena masih memberikan saya umur panjang dan rejeki untuk saya bertahan hidup,” Tuturnya. (Hendra/diens)

 

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar