
MEMOonline.co.id, Lumajang- Penyuluh agama kini tak hanya menjadi penjaga akhlak, tetapi juga agen perubahan dalam mitigasi krisis iklim. Melalui pendekatan ecoteologi yang mengintegrasikan nilai keagamaan dengan kepedulian lingkungan mereka menjadi pelopor gerakan ekologis dari akar rumput.
Hal ini tercermin dalam Gerakan Penyuluh Cinta Bumi, kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang dan Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kemenag Lumajang, Kamis (22/5/2025). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir IPARI ke-2 dan Hari Keanekaragaman Hayati 2025, dipusatkan di kawasan sumber mata air Sumber Pakel, Desa Tanggung, Kecamatan Padang.
Aksi utama berupa penanaman pohon secara simbolis oleh para penyuluh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan instansi, menjadi simbol kuat dari komitmen pelestarian lingkungan yang menyatu dengan tanggung jawab spiritual.
“Menanam pohon bukan hanya tindakan ekologis, tapi juga spiritual. Lingkungan adalah amanah Tuhan. Ini bagian dari ibadah kita,” ujar Agus Rohman Rozaq, Plh. Kepala DLH Lumajang.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga memuat edukasi pengelolaan sampah berbasis zero waste dan pembuatan eco enzym sebagai langkah konkret memperkuat kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah tangga.
Kepala Kantor Kemenag Lumajang, Achmad Faisol Syaifullah, menekankan bahwa ajaran agama sangat relevan dalam membangun etika ekologis. Ia menegaskan bahwa merawat bumi bukan sekadar kewajiban moral, tetapi juga perintah Ilahi.
“Agama dan lingkungan tak bisa dipisahkan. Ecoteologi menjadi jembatan antara iman dan aksi nyata. Penyuluh agama hari ini harus mampu bicara soal sampah, air, dan pohon bukan hanya surga dan neraka,” ungkapnya.
Gerakan ini menjadi langkah awal dari upaya sistematis untuk menjadikan penyuluh agama sebagai corong perubahan lingkungan di tingkat komunitas, sekaligus menginspirasi kolaborasi lintas sektor dalam pembangunan berkelanjutan.
DLH dan Kemenag Lumajang berharap, inisiatif ini berkembang menjadi gerakan nasional: “Dari Lumajang untuk Indonesia yang lebih hijau, lebih sadar, dan lebih bertanggung jawab".
Penulis : Mas Her
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliyak