
MEMOonline.co.id, Pamekasan - "Jadi hari ini Madura United melakukan protes resmi. Nota protesnya, Kepemimpinan Wasit Yang Jauh Dari Kata Fair Play"
Poin pertama:
"Betapa bobroknya kepemimpinan wasit nasional kita yang dikomandoi oleh PSSI, yang saat ini terus menyebut, baik…baik terus. Omong kosong apa yang mau disampaikan oleh PSSI hari ini"
Poin kedua:
"Pengambilan Keputusan Yang Buruk Oleh Wasit"
Poin ketiga:
"Komunikasi Antar Wasit Yang Buruk"
"Masa wasit tengah tidak mendengar apa yang dikomunikasikan ole wasit pinggir? Lantas apa fungsi alat komunikasi?"
"Ini level nasional. Saya harap seluruh warga Indonesia bisa menyaksikan pertandingannya"
"Kalau PSSI tidak sanggup menyelenggarakan pertandingan, liga dan sebagainya, kami harap sebaiknya liga stop!!! Tidak ada pertandingan lagi.
"Jadi tolong benahi sepakbola dari perwasitan kita sendiri"
"PSSI…!!! Ya kalau PSSI mau berharap sepakbola kita baik, kita berubah"
"Jangan ada penunjukan-penunjukan wasit yang tidak kompeten, yang tidak jelas, yang bisa mempengaruhi hasil pertandingan itu sendiri. Apalagi dipesan. Kami ndak mau, kami ndak mau!!!"
"Kami betul-betul menghargai setiap pertandingan. Dimanapun. Dan kami hormat terhadap sportivitas. Kami tidak pernah melakukan protes kalaupun kami harus kalah tapi tidak ada persoalan"
"Namun sekali lagi, jangan kemudian kalah ini seakan-akan diatur. Kalah ini diatur. Dak bagus dong bagi persepakbolaan kita"
"Jadi tolong benahi. Kalau tidak sanggup benahi, kami Madura United mulai hari ini minta wasit yang berstandar FIFA. Titik. Itu aja kuncinya"
"Kalau tidak sanggup, jangan mengadakan pertandingan. Sudah selesai ya. Jadi kami tidak mau main-main lagi dalam urusan pertandingan"
"Kami akan tolak setiap wasit yang akan memimpin pertandingan diluar wasit yang berstandar FIFA"
"Kenapa? Karena hari ini kami bingung harus protes seperti apa, kami harus main seperti apa, harus menjaga seperti apa, kalau pengadil lapangan ndak jelas yang dikirim oleh PSSI?"
"Jadi itu yang terjadi. Bukti akan kami susulkan. Ini protes resmi. Tolong ini dikawal rekan-rekan (wartawan -red) biar sepakbola ini tetap baik"
"Jadi kalau kita berkompetisi mau jadi muara untuk kepentingan nasional, wasitnya harus benar dong! Karena pemainnya sudah bener semua udah. Wasitnya ndak bener. Kalau wasitnya ndak bener, jangan harapkan muaranya untuk tim nasional. Titik sudah"
"Jadi tim nasional kita baik, kalau wasitnya baik, kompetisinya baik. Semua harus baik!!!"
Demikian protes keras yang dilontarkan oleh Zia Ul Haq selaku Komisaris Madura united FC dalam pernyataan persnya karena merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit yang tidak fair usai timnya mengalami kekalahan dari Persia Solo 2-3 pada Senin (6/2/2023) malam.
Hari ini, jelas Zia Ul Haq, kami sudah melakukan mandatory sepakbola liga 1 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan Pamekasan Madura yang kami cintai dan kami banggakan.
"Dari awal kami menjaga seluruh apapun yang menjadikan tidak kita kehendaki bersama. Kamtibmas, semuanya kita jaga," tuturnya.
"Kami tidak mau ekses pertandingan merusak ketertiban secara umum. Kami ndak mau," tegasnya.
Namun hari ini, lanjut Zia, ada pertandingan yang sebetulnya enak dinikmati dan ditonton seluruh lapisan masyarakat Indonesia, kemudian menjadi pertandingan yang tidak enak ditonton gara-gara kepemimpinan wasit yang tidak benar.
"Jadi setiap ada kejadian-kejadian ekstra seperti ini, siapa yang menjadi beban? Akhirnya kami juga yang menjadi beban," sesalnya.
"Kami ndak mau ya, akibat sebab akibat yang dilakukan oleh pengadil pertandingan menjadi ekses yang tidak menyenangkan bagi seluruh orang yang ada di tempat ini," tuntas Zia Ul Haq.
Penulis : Bambang
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliya