
MEMOonline.co.id, Papua Barat - Politik seringkali menyajikan drama ironis yang membuat kepentingan rakyat terabaikan.
Sejatinya, politik adalah instrumen kekuasaan yang dimanfaatkan sebesar-sebesarnya untuk kepentingan rakyat.
Ironisme ini terjadi jika politik didominasi oleh kekuatan modal tanpa dibarengi dengan komitmen pengabdian pro rakyat.
Kaum borjuis yang menguasai modal akan memperalat politik sebagai "objek kekuasaan" dan mengabaikan peran membangun masyarakat.
Sebagai rakyat yang adalah basis konstituen mayoritas, tidak seharusnya terjebak dalam kultur politik transaksional, dimana suara rakyat dilecehkan dengan nilai amplop serangan fajar. Menjual hak suara politik hanya dengan sejumlah uang dan mengorbankan kepentingan rakyat selama 5 tahun ke depan.
Jika amplop serangan fajar berjumlah Rp. 500.000/orang, maka angka tersebut di bagi 365 hari/tahun akan mendapatkan nilai Rp 1.300/hari/orang. Angka tersebut dibagi masa bakti wakil rakyat selama 5 tahun, maka di peroleh nilai Rp 250/hari/orang.
Jika hitungan diatas kita cermati, maka betapa murahannya hak kesejahteraan rakyat yang di hargai melalui praktek politik transaksional. Dan betapa bodohnya kita sebagai rakyat karena mau ditipu dengan iming-iming transaksional tersebut.
Selama kutukan politik transaksional ini masih menjerat, maka politik kita akan sangat merusak. Sampai kapanpun, politik transaksional akan selalu membuat kepentingan rakyat terabaikan.
Setiap wakil rakyat harus lahir dari rakyat dan mengabdi untuk rakyat. Setiap detak jantung, hembusan nafas dan tetesan keringat perjuangan dari wakil rakyat harus berpusat pada kepentingan rakyat.
Jangan mau melacurkan diri melalui praktek politik korup yang mengkhianati rakyat. Kematangan politik, komitmen pengabdian rakyat dan gagasan solusi mutlak jadi modal dasar seorang wakil rakyat.
"Demi menjawab panggilan rakyat inilah, maka saya, Dominggus Yable memberanikan diri untuk memikul tanggung jawab pengabdian rakyat ini," ujar Ketua Repdem Provinsi Papua Barat ini kepada memoonline.co.id, Senin (26/12/2022) sore.
"Sebagai kader PDIP yang digodok selama 6 tahun dalam rahim politik PDIP, hati nurani saya ditempa agar benar-benar memberi diri sebagai pengawal aspirasi rakyat. Jangan pernah mau berkubang sebagai pelaku khianat terhadap amanah rakyat," tegas Dominggus.
Dan untuk menjawabnya, kata Dominggus, adalah berdiri tegap mewakili aspirasi rakyat sebagai Caleg DPR RI Dapil Papua Barat.
"Meskipun belum bisa menjanjikan sebuah kesempurnaan, bukan berarti tidak bisa mempersembahkan yang terbaik bagi rakyat Papua Barat. Setiap detik dari tarikan nafas mutlak menjadi pekik perjuangan atas nama rakyat Papua Barat," ucap Dominggus.
Setiap kebijakan publik, lanjut Dominggus, mutlak dievaluasi sehingga benar-benar pro rakyat, pro transparansi dan pro solusi konkrit. Setiap alokasi anggaran pembangunan harus di evaluasi agar tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat pembiayaan.
"Saudaraku, jika takut menggagas perubahan, maka kita memperpanjang perbudakan dan tirani. Mari bergandeng tangan membangun kekuatan akar rumput yang masif, solid dan militan dari Papua Barat," tegasnya.
Visi ini, jelas Dominggus, tidak boleh menjadi 'ambisi personal' tapi harus jadi 'visi kolektif' bersama dukungan masyarakat akar rumput.
"Mari bersama lantangkan 'Pekik Cendrawasih' dari Papua Barat ke gelanggang nasional bersama Tuhan dan rakyat. Semoga kita bisa mewujudkan wajah masa depan Papua Barat yang lebih cemerlang. Salam Solidaritas," pungkas Dominggus.
Penulis : Bambang
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliya