Diduga Ada Yang Bermain, Pembayaran Beras ASN Bupati Fauzi ke Suplayer Nunggak Puluhan Juta. Bank BPRS Bhakti Sumekar: Kami Sudah Lunas Membayar Lho...

Foto: Tim Media saat ke Kantor Bank BPRS Bhakti Sumekar Sumenep
10420
ad

MEMOonline.co.id. Sumenep - Carutnya marutnya kabar pembayaran beras ASN bupati oleh PD Sumekar Sumenep ke suplayer, yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan hangat, memaksa tim media untuk melakukan investigasi lebih jauh.

Salah satunya, Tim media melakukan konfirmasi langsung ke Bank BPRS Bhakti Sumekar Sumenep, yang dikabarkan menjadi kunci keuangan pembayaran beras ASN bupati, untuk mengetahui lebih jauh soal tunggakan pembayaran beras ASN Bupati ke suplayer, yang hingga kini belum ada kejelasan.

Tim media yang berhasil bertemu langsung dengan Direktur Operasional Bank BPRS Bhakti Sumekar Hairil Fajar, justru mendapatkan jawaban yang sangat mengejutkan.

Sebab, Bank BPRS yang selama ini disebut-sebut ikut terlibat dalam kasus tunggakan pembayaran beras ASN bupati, mengaku sudah tidak punya tunggakan apapun ke PD Sumekar.

"Kami Bank BPRS Bhakti Sumekar, sudah tidak memiliki tunggakan pembayaran beras ASN. Sebab, setiap kali kami melakukan pemotongan TPP ASN, langsung kami bayarkan ke kas nya PD Sumekar," kata Hairil Fajar, Direktur Operasional Bank BPRS Bhakti Sumekar Sumenep, saat ditemui tim media di kantornya beberapa hari lalu.

Fajar menjelaskan, pemotongan langsung Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), sebesar Rp 105.000,- per ASN, dilakukan setiap bulan.

Kemudian, uang hasil pemotongan TPP ASN tersebut, oleh Bank BPRS dibayarkan kepada PD Sumekar, untuk membayar beras 10 kg, yang sudah dikirim suplayer kepada ASN penerima program mulia Bupati.

Namun entah nyangkut dimana, uang pembayaran beras ASN bupati yang semestinya sudah lunas terbayar ke suplayer, kok masih masih nunggak ?

Buktinya, sampai saat ini uang Sugiyati, Warga Desa Baban, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih nyangkut di PD Sumekar Sumenep, sebesar Rp 50 juta lebih.

Sugiyati mengku hanya diberi panjer (DP) Rp 5 juta oleh kuasa pembelian PD Sumekar, yakni Moh. Riyadi, yang tak lain Direktur PD Sumekar sendiri.

"Pak Didik hanya memberi DP Rp 5 juta ke saya. Dan itu diberikan saat awal perjanjian kontrak jual beli beras," Kata Sugiyati, saat di konfirmasi media ini di rumahnya beberapa hari lalu.

Padahal, Sugiyati mengaku sudah melakukan pengiriman beras ke PD Sumekar Sumenep, sebanyak tiga kali.

Dengan rincian sekali kirim, sebanyak 7.530 kg. (setara Tujuh Ton Lima Ratus Tiga Puluh Kilo Gram red). Sedangkan harga jual perkilonya, Rp 7.500,-.

Sehingga kalau ditotal secara keseluruhan, beras yang dikirim Sugiyati selama 3 kali ke PD Sumekar melalui Direkturnya, yakni Moh. Riyadi, sebanyak 22.590 kg (Dua puluh dua ton lima ratus sembilan puluh kilo gram red).

Sedangkan uang yang harus dibayar PD Sumekar ke Sugiyati, sebesar Rp 169.425.000,- (seratus enam puluh sembilan juta empat ratus dua puluh lima ribu).

Dengan rincian, 7.530 kg x 3 = 22.590 kg x Rp 7.500,- = Rp 169.425.000,- selama tiga kali kirim.

"Kalau dihitung modal keseluruhan saya dari tiga ķali pengiriman sekitar Rp 150 jutaan lah. Tapi yang belum dibayar oleh PD Sumekar kurang lebih sekitar Rp 51 juta, itupun klau dipotong DP Rp 5 juta," papar Sugiyati.

Tidak cuma itu, Sugiyati mengaku tidak hanya menjual beras saja ke PD Sumekar, melainkan juga ditugasi mengirim beras yang dijualnya dan sudah dikemas 10 kiloan itu, ke sejumlah titik ASN yang akan menerimanya, berdasarkan data dari PD Sumekar.

Berikut daftarnya:

1 - BPKKAD = 85 sak

2 - BKSDM = 71 sak

3 - Sekretariat Daerah = 203 sak

4 - Cipta Karya dan Perhubungan = 102 sak

5 - Satpol PP = 71 sak

6 - Dinsos = 49 sak

7 - Inspektorat = 49 sak

8 - Bakesbang Pol = 24 sak

9 - Kec. Batuan = 21 sak

10 - Kec. Ganding = sak

11 - Kec. Kota = 48 sak.

Dengan jumlah total 753 sak x 10 kg (per sak) = 7.530 kg.

Ditanya mengapa harus mengirim sendiri ke penerima (ASN red), mengaku juknisnya memang begitu.

PD Sumekar hanya datang ke rumah Sugiyati, melihat kualitas beras yang akan dibeli dengan cara menusuk, memberikan karung kemasan (sak) bermerek Potre Koneng, kemudian memberikan daftar penerimanya.

"Saya hanya diberi karung kemasan, beras saya dilihat, kemudian saya diberi daftar penerimanya untuk dianterin beras-beras saya. Untuk teknis lainnya saya tidak tahu, karena saya cuma penjual," tutup.

Sementara Humas PD Sumekar Sumenep Adi Pranoto, mengungkapkan jika beras yang dibagika ke ASN dalam program Bupati tersebut, dipasok oleh empat suplayer, yakni UD Bakti, UD Harapan Jaya, UD Rizki Jaya, serta UD Beras Saya 552.

Penulis      :    Redaksi

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Isma

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar