
MEMOonline.co.id, Pamekasan - Semangat untuk tetap melestarikan bahasa dan budaya Madura terutama di Kabupaten Pamekasan, Ghâlimpo' Dhu' remmek (Abhundhu' Rembga'ggha Mekkasan) datangi Dinas Perputakaan dan Kearsipan (Perpusip) Kabupaten Pamekasan. Jumat (10/09/2021)
Kedatangan Ghâlimpo' Dhu' remmek ini tidak lain untuk bersilaturrohmi dan menjalin kerjasama dengan Dinas Perpusip Kabupaten Pamekasan.
"Tujuan kami kesini yaitu untuk menambah ilmu dan kemampuan kami, salah satunya dengan membaca buku yang ada kaitan dengan bahasa dan budaya Madura", tutur Siti Fatimah M.pd yang juga bertugas sebagai guru di SDN Cungcangcang I Pamekasan.
Siti Fatimah yang akrab disapa Bu Fat ini berharap agar Dinas Perpusip juga berperan dan mendukung dalam melestarikan Bahasa dan budaya Madura.
"Menurut penilaian saya, bahasa Madura di Pamekasan masih jauh dibawah rata - rata, untuk menggunakan bahasa Madura sepertinya masih malu, contoh saya kan guru SD, siswa lebih memilih berbahasa Indonesia dari pada bahasa Madura", tambah Siti Fatimah
Lanjut Fatimah, siswa di sekaolahnya memang sebagian ada juga yang masih menggunakan bahasa Madura, walaupun cara penyampaiannya masih kasar atau kurang sopan.
"Ghâlimpo' Dhu' remmek ini bisa juga dibilang sebagai donatur untuk merubah ini, dan kami siap jika dibutuhkan untuk membantu merubah atau mengarahkan agar bahasa yang digunakan anak - anak itu lebih baik, santun dan sopan kalau kepada orang tua", tegasnya.
Keseriusan Siti Fatimah dalam melestarikan Bahasa dan Budaya Madura juga diterapkan di sekolahnya. Salah satunya yaitu tiap hari Jumat siswa wajib berbahasa Madura.
"Jadi di sekolah kami beberapa tulisan peringatan di dinding sudah memakai bahasa Madura, dan hari Jumat, siswa ke guru atau siswa kesiswa wajib menggunakan bahasa Madura, itu juga bagian dari usaha kami agar budaya dan bahasa Madura tetap lestari", ungkapnya.
Sementara Prama Jaya sebagai kepala Dinas Perpusip Pamekasan mengucapkan terima kasih kepada Ghâlimpo' Dhu' remmek
"Saya apresiasi komunitas ini karena semangatnya untuk melestarikan bahasa dan budaya Madura, jadi kita sambut dengan gembira dan tangan terbuka", kata Prama Jaya.
Prama berharap komunitas ini perlu didorong keberadaannya dan perkembangannya, sekaligus bisa menjadi embrio.
"Jadi harapan kami kedepan tidak hanya komunitas ini saja, lebih banyak muncul komunitas serupa itu lebih bagus untuk membantu pemerintah menyelamatkan bahasa dan budaya Madura yang semakin lama semakin terkikis", tutur Prama menambahkan.
Prama juga menegaskan bahwa pihaknya punya kewajiban untuk memfasilitasi pengembangan Ghâlimpo' Dhu' remmek ini dari sisi konten dan dari sisi kemampuan.
"Kami disini punya bahan - bahan pustaka untuk memperkaya kemampuan mereka dalam memahami budaya dan menggunakan bahasa Madura dengan baik dan benar. Selain itu, tentu kami akan mempermudah Ghâlimpo' Dhu' remmek ini untuk meminjam buku yang ada di Perpustakaan ini", pungkasnya.
Penulis: M. Halili
Editor: Udiens
Publisher: Dafa