MEMOonline.co.id, Sumenep – Banyaknya proyek APBN yang dikucurkan pemerintah pusat kepada Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, disesalkan Komisi II DPRD setempat.
Pasalnya, yang bersumber dari dana APBN itu, tidak berfungsi maksimal. Bahkan, beberapa proyek yang sudah selesai dibangun, banyak yang belum difungsikan.
Salah satunya, kluster (gudang rumput laut) yang di Desa/Kecamatan Batuan, Silo Beras di Kecamatan Ganding, Silo Jagung di Kecamatan Bluto dan sejumlah bangunan lainnya.
Akibatnya, tiga proyek yang dibangun sekitar tahun 2009 lalu, seperti Silo Beras di Kecamatan Ganding, saat ini kondisi gedung mulai rusak lantaran tidak terawat.
"Ini kesannya hanya buang-buang anggaran saja. Sebab, proyek tersebut telah lama dibangun, namun hingga saat ini belum dimanfaatkan," kata Bambang Prayogi, Anggota Komisi II DPRD Sumenep, Senin (13/5/2019).
Meski begitu, Politisi PDIP ini mengaku belum mengetahui secara pasti mengapa banyak proyek yang dibiayai melalui APBN mangkrak, dan tidak bisa memberikan manfaat kepada masyarakat.
"Kami tidak tahu alasan pasti mengapa gedung itu hingga saat ini dibiarkan mangkrak, atau memang sengaja, yang terpenting proyek tersebut sudah jalan dan dilaksanakan dengan wujud bangunan meski pemanfaatannya tidak ada," jelasnya.
Menurut Bambang, sebenarnya pemanfaatan gedung tersebut sangat dibutuhkan, mengingat potensi rumput laut dan hasil panen jagung di Sumenep sangat besar bila dibandingkan daerah lain.
Untuk itu, pihaknya mendesak pihak terkait untuk memikirkan pemanfaatan gedung dimaksud.
"Bila bangunan itu tidak dimanfaatkan, kan eman-eman anggaran ratusan juta rupiah, lagian bangunan itu akan rusak bila tidak digunakan," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Sumenep Arief Rusydi, mengaku akan tetap berupaya untuk memanfaatkan kluster di Batuan itu. Bahkan telah lama dirinya melakukan kordinasi dengan sejumlah investor, namun hingga saat ini belum ada yang memastikan.
Bahkan investor banyak yang tidak mau disebabkan krena fasilitas sudah banyak rusak.
"Sebenarnya signal untuk dikelola investor ada, namun saat kroscek ke lokasi malah mundur," pungkasnya. (Ita/diens)