
MEMOonline.co.id, Sumenep - Karena rasa keprihatinan akan rendahnya tingkat baca tulis di kalangan anak muda, Ahmad Fauzi, seorang Guru Seni Budaya, merintis rumah baca yang dinamainya "Tongghel Ate", di Kampung Bara' Lao', Desa Galis, Kecamatan Giligenting , Kabupaten Sumenep.
"Karena keprihatinan saya dan teman-teman terhadap anak-anak muda di Bara' Lao' secara khusus dan Giligenting secara umum", ceritanya.
Keprihatinan itu berbuah inisiatif kuat untuk mendirikan rumah baca yang bisa diakses anak-anak muda.
Kata Fauzi, Supaya mereka lebih akrab dengan membaca.
Niat Fauzi tidak muluk-muluk, dirinya mengimpikan anak-anak kecil dan remaja dapat terbangun kegiatan baca tulis. Supaya tercipta tradisi literasi di kalangan anak muda Giligenting.
"karena bagaimanapun, anak muda adalah generasi kita, generasi saya dan temen-temen."
Rumah Baca Tongghel Ate seperti diceritakan Fauzi, telah direncanakan sejak tahun 2015. Hanya saja baru mulai aktif tepat 1 Januari 2016.
Diawal-awal, Fauzi dan kawan-kawannya melakukan tour ke beberapa desa dan lembaga setempat untuk agenda "Gelar Buku".
Kegiatan Gelar Buku dikenalkan sebagai upaya memantik anak muda tertarik terhadap baca tulis.
Karena bagi Fauzi, anak muda di Giligenting butuh sentuhan. Jadi harus jemput bola.
"Pernah itu kita jalankan, ke madrasah, di kampung sendiri, di bara' lao', terus kemudian di desa lain. Semisal ke Desa Aenganyar, tepatnya ke Mts dan SMA Toha Praktika".
Selama menghidupkan tradisi baca tulis, Rumah Baca Tongghel Ate mendapat respon baik oleh masyarakat. Hal itu seperti yang diceritakan oleh Fauzi.
"yang paling menggugah kami itu adalah , sampe temen-temen yang jika dilihat dari status pendidikannya rendah itu memiliki kepedulian yang tinggi. Mereka ketika pulang (dari perantauan) membawakan buku, meskipun cuma satu dua. Setiap satu tahun mereka pulang, mereka donasikan buku." kata dia ketika diwawancarai, Selasa, (8/6/2021) via Seluler.
Ditanya soal progres kedepannya, Fauzi membeberkan bahwa dirinya belakangan ini mengalami tantangan berat, yaitu candu gadget dikalangan anak muda. Sehingga berdampak terhadap minat baca anak muda yang berkurang.
"tantangan terberat adalah yang sampai saat ini kita cari adalah , gadget ya. Kalau diibaratkan, musuhnya Rumah Baca ya Gadget. Termasuk juga, kadang kesalah pahaman orang tua terhadap kegiatan itu masih ada di beberapa tempat. Sehingga kadang anaknya semangat, tapi terkendala di orang tua".
Meski persoalan literasi sangat krisis dan kritis di Giligenting, Fauzi tetap optimis kedepannya bisa mengatasi masalah literasi di pulau giligenting.
Penulis: Rifand NL
Editor: Udiens
Publisher: Lina