Dinilai Tidak Serius Garap Visit, Disparbudpora Sumenep Didemo GEMPAR

Foto: Puluhan Aktivis Gempar saat demo Kantor Disbudparpora
1040
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Gerakan Ekstra Mahasiswa Parlemen (Gempar), melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemudan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Selasa (06/03/2018).

Kedatangan puluhan aktivis Gempar tersebut, dalam rangka mempertanyakan keseriusan pemerintah, dalam menggarap program Visit Sumenep 2018.

Pasalnya, hingga saat ini pemerintah Kabupaten Sumenep mengajukan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) sejumlah tempat wisata, yang ada di wilayahnya.

“Sampai saat ini objek wisata yang ada belum tergarap dengan baik. Salah satunya dari pembangunan, serta TDUP nya yang masih belum jelas,” kata Taufiqurrahman, salah satu orator aksi.

Pada intinya, lanjut Taufiq, Grand Design pariwisata terkait pengelolaan Visit Sumenep 2018, ternyata Disparbudpora sama sekali tidak punya.

Bahkan, kata Taufiq pihak Disbudparpora beralibi dan mengacu kepada Rancangan Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPDA).

“Kalau misalkan tidak punya Grand Design, lalu disetiap objek wisata ini mau dikelola seperti apa,” terangnya.

Bahkan, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STITA itu meragukan suksesnya event Visit Sumenep 2018.

“Sangat ragu, karena sejauh ini belum mampu menkonsolidir semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat Kabupaten terkait suksesi Visit Sumenep 2018,” tukasnya.

Sementara, Kabid Pariwisata Disparbudpora Sumenep, Ahmad Khalili usai menemui para pengunjuk rasa menjelaskan, program ‘Visit Sumenep 2018’ memang kesiapannya bisa dilihat dari fisik dan non fisiknya.

Secara fisik memang wisata di Sumenep belum sempurna seperti yang lain, kalau mengacu pada RIPDA wisata sumenep ini berbasis masyarakat, jadi tergantung bagaimana keaktifan masyarakat.

“Dari itu kita bisa lihat sendiri, beberapa destinasi wisata di Sumenep ini lamban tidak meningkat. Serta, parahnya lagi sampai menurun, dari itu cenderung dilupakan oleh masyarakat,” jelasnya.

Khalili juga mengakui, bahwa TDUP di Kabupaten Sumenep memang diketahui dari dulu terkesan di sepelekan. Padahal, kata Khalili itu bentuknya sangat penting demi menunjang destinasi wisata agar pengelolaannya lebih baik.

“Sementara wisata yang tidak ada TDUP-nya sekitar 80 persen. Jadi sekarang itu kita dorong semua pengelola wisata untuk segera diselesaikan dari Izin serta TDUP-nya, agar pengelolaan lebih tertata dengan baik,” pungkasnya. (Sya/diens)

 

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar