
MEMOonline.co.id, Sumenep - Sejak memasuki awal bulan Oktober, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Madura sudah banyak menerima permintaan pengiriman air bersih.
Permohonan droping air ini datang dari daerah-daerah terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih di 10 Kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Ambunten, Batuputih, Batang-batang, Bluto, Pasongsongan, Talango, Rubaru, dan Kecamatan Saronggi serta Manding
Di berita sebelumnya, sudah ada 29 desa yang mengalami krisis air bersih. Masing-masing skalanya bervariasi. Yakni 11 desa mengalami kering kritis, 16 desa kering langka dan 2 desa kering terbatas.
Kepala BPBD Sumenep Abd Rahman Riadi mengatakan, jika dibandingkan dengan jumlah desa di Kecamatan berbeda yang harus di droping air bersih.
Jumlah armada yang dimiliki pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep saat ini jauh dari kata ideal. Sebab, jika total jumlahnya hanya ada 6 unit.
Kata dia, armada droping air bersih milik BPBD sendiri ada 2 unit, ditambah 2 armada rekanan di Batuputih serta 2 armada milik PDAM.
"Jadi kalau ditanya sudah ideal apa belum, jelas belum Ideal," katanya. Jum'at (9/10/20).
Ia mengungkapkan, 2 unit armada bantuan milik PDAM Sumenep kondisinya sudah tidak optimal. Bahkan, tidak mampu mengirim ke daerah-daerah yang jalannya menanjak.
"Hanya bisa diperbantukan ke daerah-daerah yang medannya dataran rendah, kalau ke wilayah seperti Desa Prancak dan Montorna tidak bisa," ujarnya
. Dirinya mengaku, tahun ini pihaknya tidak mungkin menambah jumlah armada, karena banyak anggran yang direkofusing gara-gara Covid-19.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa nambah jumlah armada," harapnya. (Zai/red)