
MEMOonline.co.id, Bangkalan - Wahana wisata baru Pantai Tengket yang terletak di Desa Maneron, Dusun Senangguh, Kampung Tajung Kecmamatan Sepulu mulai dibuka. Mengetahui hal tersebut, komisi D dan Disbudpar meninjau langsung lokasi tersebut.
Lokasi wisata pantai tersebut sebelumnya merupakan pantai yang tak terawat namun sering dikunjungi muda-mudi sekitar. Bahkan tak sedikit yang memanfaatkan suasana sepi tersebut untuk perbuatan tak senonoh bahkan aksi kejahatan.
Hal tersebut diungkap oleh Badar, pengelola lokasi wisata. Ia merasa cukup miris dengan aksi para muda-mudi tersebut, sehingga ia mulai membersihkan rimbunan semak-semak. Ia juga menyediakan warung dilokasi sekaligus untuk menjaga pantai agar mudah untuk dipantau.
"Setelah saya bersihkan, ternyata antusias pengunjung bagus. Dan alhamdulillah, kejadian tak pantas yang terjadi sebelumnya tidak terjadi lagi karena selalu kita jaga dan awasi," ungkapnya, Jumat (19/6/2020).
Tak hanya lokasi wisata pantai, tak jauh dari lokasi itu juga ada sebuah wisata religi berupa petilasan. Petilasan tersebut diketahui milik ulama besar di Bangkalan yang dikenal dengan Ra Lilur. Bahkan, Badar sudah meminta ijin kepada ahli waris petilasan tersebut untuk mengelola.
"Saya sudah sowan minta ijin ke Ra Bir Aly sebagai ahli waris dari Ra Lilur dan Ra Azis. Beliau berpesan agar kami menjaga lokasi ini agar tidak ada lagi yang melakukan perbuatan yang tidak pantas," tuturnya.
Tak hanya itu, lahan milik perhutani itu juga telah dikelola dengan ijin dari pihak perhutani. Meski begitu, beberapa warga memprotes dan kawatir tempat wisata religi dirusak oleh pengunjung.
"Kami sudah ijin seluruh pihak, namun Bpd maneron menolak pantai tengket bahkan menggandeng salah satu tokoh di maneron dan sudah dimintai tanda tangan untuk menolak wahana wisata ini. Bahkan sudah menembusi komisi A,"lanjutnya.
Sementara itu ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan mengakui potensi alam yang dimiliki pantai tersebut. Namun, ditengah pandemi ini pihaknya menyarankan agar duduk bersama menyelesaikan polemik tersebut.
"Lokasinya cukup bagus dan berpotensi. Namun kami menyarankan agar kondisi masyarakat damai dulu, baru mulai dikelola management dan lainnya. Sebab, ketika wisata baru berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar tentu kami dukung," harapnya.
Ia berharap, ditengah pandemi ini lebih mengedepankan protokol kesehatan. Meski begitu, ia mengaku pelestarian situs bersejarah perlu dijaga dan pengembangan wisata harus bermanfaat bagi seluruh masyarakat terutama sekitar lokasi.
"Intinya duduk bersama dulu. Saya rasa kalau ada investor yang bisa mengembangkan cukup bagus. Namun ditengah pandemi, kita harus sesuai protokol kesehatan saat beraktivitas," paparnya.
Senada dengan komisi D, Kadisbudpar Bangkalan, Moh Hasan Faisol menilai lokasi tersebut cukup berpotensi. Namun, beberapa hal perlu dibenahi agar wisata dapat berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang.
"Iya berpotensi, namun perlu adanya pemahaman agar tidak ada permasalahan sosial dan dapat dikembangkan tentu harus bermanfaat untuk warga sekitar," pungkasnya. (Julian)