
MEMOonline.co.id, Sumenep - Meski saat ini sedang ada himbauan masyarakat tetap di rumah (lock down) lantaran merebaknya virus corona (covid -19) oleh pemerintah, namun tidak bagi peziarah, yang akan berkunjung ke makam/petilasan Pangeran Bragung (Ario Notoningrat) yang ada di Desa Bragung, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep,
Para peziarah tetap nekat memadati petilasan pangeran Bragung khususnya pada sore hari di bulan suci ramadhan.
Apalagi, semasa hidupnya Pangeran Bragung atau Ario Notoningrat ini dikenal dengan kesaktiannya. Tak kalah menarik petilasan pangeran Bragung memiliki panjang sekitar 3 meter, sehingga para peziarah amat terkesan dan selalu mengunjungi petilasan pangeran Bragung.
Sebagaimana catatan sejarah, Pangeran Ario Notoningrat yang merupakan putra ke II dari Pangeran Mandaragah atau Panembahan Joharsari, Raja Sumenep pertama.
Dia memilih berdomisili di Desa Bragung. Sehingga oleh masyarakat Sumenep tempo doeloe, dia akrab disapa dengan sebutan Pangeran Bragung.
Sedangkan Pangeran Bragung sendiri merupakan keturunan Adipati Sumenep (Panembahan Mondoroko tahun 1331 - 1339 M) yang memiliki saudara Pangeran Notoprojo atau Pangeran Bukabu.
Dalam beberapa sumber sejarah Sumenep, Pangeran Bragung menjadi raja di Sumenep setelah Pangeran Bukabu. Yaitu sekitar tahun 1348 - 1358 M.
Dalam bincang-bincang media ini dengan salah satu peziarah di Asta Pangeran Bragung, dahulu pangeran keturunan raja Sumenep itu memiliki dua budak yaitu cabul atau kerdil.
Dua cabul itu sangat setia kepada rajanya. Bahkan saat sang pangeran pergi berperang, dua cabul ini dengan keikhlasannya tetap menunggu setia.
"Sejarah waktu itu, Pangeran Bragung pamit untuk berperang kepada dua budaknya ini.
Sang pangeran berpesan supaya budaknya menunggu sampai pangeran kembali. Namun sayangnya setelah pangeran kembali dua budaknya ini tiba-tiba sudah meninggal. Ini sebenarnya menunjukkan kesetiaan budak Pangeran Bragung yang setia," jelas Makmun.
Kesaktian Pangeran Bragung diketahui dalam sejarah setelah beberapa kali ikut berperang. Dalam sejarahnya, acap kali akan berperang, Pangeran Bragung selalu bersama dengan Pangeran Bukabu. Namun naas, Pangeran Bukabu meninggal dalam peperangan. Sedangkan Pangeran Bragung meninggal karena penyakit yang di derita.
Kata Makmun, di Bulan Suci Ramadhan ini masyarakat setempat dan juga masyarakat dari luar desa banyak yang berziarah ke Asta Ario Notoningrat itu. Apalagi di malam jumat, asta itu hampir dipenuhi pengunjung.
"Masyarakat percaya akan kesaktian Pangeran Bragung ini. Sehingga walaupun dari desa yang cukup jauh, yang tau akan sejarahnya Sumenep, pasti berziarah kesini," tandasnya.
Untuk sampai di lokasi, peziarah tidak perlu repot. Sebab di mesin pencari Google Maps sudah tinggal ketikkan Makam Pangeran Bragung sudah pasti muncul. Dan tinggal mengikuti arahnya saja. (Udiens)