Alhamdulillah... Kasus Pelecehan Kiai di Sumenep Berakhir Damai, Pelaku Memilih Tabayun ke NU

Foto: pelaku pelecehan kiai di medsos saat tabayyun ke kantor NU Bluto
3144
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - AH (44), Warga Desa Gilang, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, resmi melakukan tabayun kepada warga nahdliyyin setelah melakukan komentar tidak sewajarnya kepada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di media sosial.

Sebelumnya, AH berkomentar dalam sebuah status di Facebook dengan perkataan kotor kepada Kiai Said Aqil Siraj. Dalam postingan itu, sontak menyulut amarah kaum jamiyah Nahdlatul Ulama.

Mandataris Ketua GP Ansor Bluto, Suhaidi mengaku, komentar yang ditulis oleh AH ini, mengandung unsur pidana yakni bisa dijerat dengan UU ITE.

Hanya saja, NU dalam hal ini masih mengingankan tradisi tabayun, sehingga AH diberikan kesempatan untuk melakukan tabayun sampai hari Senin, 31 September 2019.

"Tapi alhamdulillah, atas kesadaran dari pihak yang menyebar penghinaan, beliau bersedia untuk melakukan tabayun," katanya.

Dikatakan pula, sebelumnya AH sempat melakukan klarifikasi melalui media sosialnya. Bahkan AH juga mengirimkan pesan melalui media sosialnya ke salah satu pengurus GP Ansor Bluto.

Namun, dari hasil rapat kepengurusan GP Ansor Bluto menyatakan bahwa yang bersangkutan diharuskan meminta maaf secara langsung.

"Yang bersangkutan bekerja di Jakarta, tapi karena harus tabayun langsung maka mau tidak mau ya harus pulang," jelasnya.

AH melalui akun media sosialnya bernama Amir Rozi tertangkap layar saat mengomentari salah satu postingan di Facebook. AH seakan tidak sengaja menulis komentar yang tak sepantasnya.

Tangkapan layar yang diterima media ini, AH berkomentar 'Yang kelakuanya kayak anj** ya si aqil sirot itu. (emoticon)'.

Akun Facebook Alif R sempat meminta agar Amir Rozi berhati-hati dalam bermedia sosial. Termasuk dalam memberikan komentar jangan sampai keterlaluan.

Namun, Amir Rozi tetap memaksa dan berkomentar lagi dengan komentar yang cukup tidak elok.

'Diantara manossa selebur agebei kontroversi iye siraj jia, deddina umat islam bennya'se pecah belah amarge colo'en siraj jia.'

Berikut media ini mengartikan komentar Amir Rozi ke dalam Bahasa Indonesia tanpa ada maksud tertentu:

'Diantara manusia yang selalu membuat kontroversi ya siraj itu, jadinya umat islam banyak yang pecah belah karena mul*tnya siraj itu.'

Bertempat di Kantor MWC NU Bluto, AH kemudian melakukan tabayun dengan disaksikan oleh pengurus MWC NU Bluto, Banom NU, dan Kapolsek Bluto beserta jajarannya.

Dalam klarifikasinya, AH mengaku tidak sengaja telah melakukan penghinaan terhadap Ketum PBNU. AH juga mengaku spontan melakukan komentar tersebut.

"Saya menyadari bahwa saya khilaf, dan saya sempat menghapus komentar saya itu, tapi karena sudah tersebar screnshotnya akhirnya tidak bisa," katanya.

Saking karena merasa bersalahnya, AH sempat mengirimkan permohonan maaf melalui salah satu pengurus GP Ansor Bluto. 

"Tapi karena hasil rapat Ansor saya harus tabayun, maka saya pulang dari tempat kerja saya di Jakarta. Alhamdulillah, saya benar-benar menyesali dan mohon maaf kepada seluruh warga nahdliyyin," tandasnya.

Hasil kesepakatan PAC GP Ansor Bluto, AH harus menandatangani surat pernyataan bahwa tidak akan melakukan hal yang sama kembali dikemudian hari. (Fiq/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar