Diduga Beli di Rongsokan, Mesin Batako di Desa Randu Agung Sudah Rusak

Foto: Mesin Batako di Desa Randu Agung
1129
ad

MEMOonline.co.id,Jember- Keberadaan mesin pencetak batako di Desa Randu Agung, Kecamatan Sumberjambe, Jember, Jawa Timur disoal. Pasalnya, mesin yang dibeli seharga Rp 25 juta dengan menggunakan anggaran BUMDes tahun 2018 itu saat ini sudah rusak.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Randu Agung, Purwadi mengatakan, mesin tersebut merupakan mesin bekas yang dibeli pada seseorang. Kamis (12/09)

"Informasi segelintingan dari teman-teman yang ada di perangkat desa, ini katanya anggaran BUMDes itu Rp 100 juta. Biaya beli mesin itu kalau tidak keliru Rp 25 juta. Itu beli sama seseorang," kata Gus Pur.

Gus Pur mengatakan, pihaknya tidak tau menau tentang proses pembelian mesin yang kini tidak bisa digunakan tersebut. Dia tidak dilibatkan dalam kebijakan yang berkaitan dengan anggaran desa.

Kata dia, mesin itu dibeli tahun 2018 lalu. Mesin itu tiba-tiba datang sehingga membuatnya merasa tercengang. Ditambah, baru seumur jagung dari pembelian, mesin itu sudah rusak. Keta dia, pembelian mesin itu tanpa ada musyawarah dengan BPD sebagai pihak legislatif.

"Dimasa saya itu saya juga tercengang, kok tiba-tiba ada itu (mesin pembuat batako). Dalam segala hal, pemerintah desa itu harusnya melibatkan BPD. Segala kebijakan pemerintah desa dalam bentuk apapun itu kan harus disetujui BPD," katanya dengan heran.

Selain mesin, anggaran BUMDes di Desa Randu Agung juga dibelikan terop. Lagi-lagi, proses pembelian terop tersebut tidak melibatkan seluruh anggota BPD. "Ada juga pembelian terop sebanyak 7 lokal. Itu saya juga tidak tau bentuknya seperti apa," ngakunya.

Saat dirinya tidak dilibatkan, dia menduga anggaran tersebut disetujui kepala desa dengan ketua BPD tanpa sepengetahuan anggotanya. "Ada kemungkinan ini disetujui ketua BPD tanpa sepengetahuan anggotanya," tambahnya.

Dia menyebut selama ini keberadaan anggota BPD di desanya hanya sebatas formalitas saja. "Yang difungsikan hanya segelintir anggota BPD. Hanya yang pro pada kepala desa. Bahkan operasional BPD sekitar 4.750 tidak dikasi. Ada yang dikasi separuh, bahkan ada yang tidak dikasi sama sekali," tukasnya.

Sementara itu, hingga berita ini dinaikkan, Mohamad Zainal, mantan Kepala Desa Randu Agung belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi via chat whatsAppnya tidak merespon. (Inul/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar