
MEMOonline.co.id, Sampang - Sungguh berat resiko para kuli tinta, dalam menjalankan tugas jurnalistiknya dilapangan
Selain berisiko tinggi, jam kerja kaum jurnalis juga tidak menentu.
Bahkan tak jarang, pekerja jurnalistik dilapangan sering mendapatkan teror, bahkan kekerasan fisik.
Seperti yang dialami S (27) inisial, wartawan Media Online di Sampang, yang menjadi korban kekerasan M inisial, saat menjalankan tugas jurnalistiknya, meliput kasus perselingkuhan, di Desa Taddan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Kamis (18/7/2019) malam.
S melaksanakan tugas liputan Jawa Timur atas perintah Koordinator Liputan (Korlip) terkait kasus perselingkuhan M dengan wanita idaman lain (WIL).
"Mendapat perintah dari Korlip, saya langsung turun untuk melaksanakan tugas," ucap S.
Lebih lanjut, Saat kami turun kelapangan tepatnya di Desa Taddan, saya melihat MF inisial sedang melakukan penganiayaan terhadap HL inisial yang tidak lain istri sahnya. Saya secara spontan mengabadikan video.
"Mengetahui aksinya di rekam oleh saya rabu (17/7/2019) siang, MF dan keluarganya marah langsung mukul saya dan merampas Handphone (HP) saya," jelasnya.
Dengan kejadian itu, saya tidak terima dan hari ini saya melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.
Ditempat yang sama, H. Firman selaku Korlip menyayangkan kejadian ini, kami akan lakukan langkah hukum serta meminta aparat kepolisian untuk menindak pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Kami akan lakukan langkah hukum, peristiwa ini tidak boleh dibiarkan kalau tidak, kami kuatir akan terulang kembali pada teman wartawan yang lain khususnya di Kabupaten Sampang," ungkapnya.
"Selain menganiaya ini sudah merupakan tindakan menghalang – halangi tugas wartawan selaku kuli tinta.” pungkasnya. (Fathur/diens)