
MEMOonline.co.id, Sumenep - Otak pelaku pembunuhan Jumaksir (30), warga Desa Keles, Kecamatan Ambunten, Sumenep, Madura, Jawa Timur belum terungkap. Bahkan sudah sembilan tahun peristiwa itu, namun terduga pelaku pembunuhan terkesan dibiarkan berkeliaran menghirup angin segar.
Kondisi tersebut menyebabkan isteri korban merasa pilu dan terasa terpukul karena sudah sembilan tahun metasa belum menemukan keadilan. Peristiwa aksi pembunuhan secara kejam yang menimpa suaminya itu selalu diingat oleh Hasanah.
Dalam kondisi yang tidak berdaya, setiap hari Hasanah selalu dihantui perasaan sedih, terkadang secara tidak sengaja sampai meneteskan air mata. Sehingga tidak bisa berbuat apa-apa meski sudah menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan, ia tidak tahu harus bagaimana agar bisa bertahan hidup bersama dua anaknya kedepan.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta penegak hukum segera menangkap otak pembunuhan suaminya, meski proses kasus tersebut dibilang sangat lamban. "Kami minta otak pelaku ditangkap. Kami sangat terpukul dengan peristiwa itu dan kami akan terus mengawal kasus ini," katanya pada media.
Menurutnya, paca meninggalnya Jumaksir dirinya menjadi tulang punggung keluarga. Saat ini dirinya menanggung beban dua anak yang masih kecil.
"Kami minta keadilan yang seadil-adilnya pada penegak hukum dalam memproses kasus ini. Karena suami saya tidak salah, dan bukan pencuri. Kami minta Polisi bisa mengungkap pihak terkait termasuk otak pelaku yang menyebabkan suami saya meninggal," ungkap dia.
Sementara itu, Jumaksir (30), warga Desa Keles, Kecamatan Ambunten, Sumenep, tewas dibakar oleh massa, pada 26 Mei 2012 lalu.
Korban dibakar massa dengan tudingan terlibat kasus pencurian sepeda motor. Korban dihadang dan ditangkap beramai-ramai saat melintas di Desa Kalebbengan, Kecamatan Rubaru, lalu diteriaki maling, kemudian disiram bensin dan dibakar hingga tewas.
(Anang Onang/red)