
MEMOonline.co.id, Jember - Misda (80) warga Desa Mayang Rt 001 Rw 004, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember luput dari perhatian pemerintah.
Nenek renta dan miskin ini, hidup sebatang kara di rumah kayunya yang reot yang hanya berukuran 2 X 4 meter.
Dia terpaksa menikmati segala keterbatasan, karena ia sadar tidak bisa berbuat apa-apa. Kini dia sedang berjuang bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Meskipun saat ini ada bantuan dari pemerintah pusat, Provinsi dan kota bagi warga yang terdampak Covid-19, namun hingga kini dirinya belum pernah menerima bantuan.
Dari pantauan media ini di lapangan, rumah kayu yang tidak layak huni ini sebagian sudah banyak yang rusak dan ditumbuhi tumbuhan liar.
Bambu penyangga rumah ini pun sudah mulai rapuh, di kwatirkan sewaktu - waktu bisa roboh.
Bukan hanya itu, gentengnya pun sudah banyak yang pecah, sehingga pada musim penghujan, rumah nenek renta ini bocor.
Di usianya yang senja, ia sudah tidak bisa bekerja, sehingga tidak memiliki pekerjaan atau penghasilan tetap.
Untuk bisa bertahan hidup, nenek ini berharap dari uluran tangan warga sekitar.
"Untuk bisa makan sering dibantu tetangga," kata Misda, minggu (27/12/2020).
Menurut nenek sebatang kara ini, sebenarnya saya malu untuk mengatakan ini.
"Suami dan anak tidak punya, karena saya belum pernah menikah," katanya saat ditemui di rumahnya.
"Saya juga tidak punya Kartu Keluarga dan KTP mas," tandasnya.
Sementara, Ina, Pj Kepala Desa Mayang saat dikonfirmasi lewat selulernya tidak akatif, dan dihubungi melalui whatsappnya tidak dibalas. (Inul/red)