
MEMOonline.co.id, Sumenep - Sukses kolaborasi masyarakat, pemuda, dan pemerintah Desa mengelola objek wisata Telaga Kermata itu juga mendapat perhatian dari kalangan pelajar di sejumlah perguruan tinggi. Beberapa waktu lalu, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Nusa Tenggara Barat (TNB) melakukan study dan penelitian atas keberhasilan masyarakat mengelola objek wisata tersebut.
”Tentu upaya luar biasa dengan hasil yang luar biasa pula seperti Telaga Kermata yang dilakukan masyarakat ini layak untuk ditiru, makanya sebulan yang lalu mahasiswa di NTB belajar kesini,” ungkap Mukawad.
Kebaradaan Telaga Kermata Saronggi kini melengkapi daftar objek destinasi wisata di Kabupaten Sumenep. Sejak 2017, Telaga Saronggi memberi warna bagi Sumenep disekrot pariwisatanya sekaligus menjadi wujud kontribusi nyata khususnya dari masyarakat dan Pemerintah Desa Saronggi dalam mendukung Program Visit Sumenep 2018.
”Selain semangatnya agar bermanfaat bagi kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat Desa, objek wisata Telaga Kermata ini merupakan wujud kongkrit dukungan Pemerintah Desa mensukseskan visi misi Bupati menata kota membangun Desa,” tambah Kepala Desa Saronggi, Sudianto.
Apalagi, Pemkab memang mendorong agar desa-desa mengoptimalkan seluruh potensinya termasuk di sektor pariwisata dengan dikelola BUMDes. Upaya mengoptimalkan Telaga Kermata Saronggi sebagai tempat wisata selaras dengan keinginan Pemkab Sumenep agar Desa-Desa menggarap potensi wisata.
Diberbagai kesempatan Wakil Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi menyatakan Pemkab tidak mempersoalkan pemerintah Desa mengelola objek wisata. Ditengah keterbatasan kekurangan APBD Kabupaten, maka Pemerintah Desa perlu hadir sebagai representasi Pemerintah paling bawah mengoptimalkan potensi tersebut.
”Memang pengelolaan wisata tidak harus dilakukan Pemkab, swasta bahkan Pemerintah Desa melalui BUMDes juga bisa. Desa-Desa yang berhasil mengelola wisatanya melalui BUMDes patut ditiru dan dicontoh,” tandas Wabup. (Red)