Manager Tambak Udang PT Bumi Subur Akui Selama Ini Beroperasi 'Tanpa IPAL'

Muhammad Asmin, Manager Tambak Udang PT. Bumi Subur
1557
ad

MEMOonline.co.id, Lumajang, Ratusan warga dan nelayan dari Desa Puger Kabupaten Jember berikut dari Desa Wotgalih Kabupaten Lumajang, menggelar aksi demo, di lokasi tambak udang milik PT. Bumi Subur di Desa Wotgalih Kacamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang, Rabu (11/11/2020).

Mereka menuntut, agar pihak tambak udang, beroperasi dengan tidak menimbulkan masalah yang pada akhirnya, warga khususnya nelayan dan petani terdampak.

Ali Ridho, warga Wotalgalih mengatakan, ada tiga poin tuntutan warga saat itu. Diantaranya perusahaan diminta melebarkan aliran sungai yang menurutnya sudah disempitkan sehingga kerap menimbulkan masalah (luapan air) pada area persawahan milik warga Desa Wotgalih, lalu agar perusuhaan membuang limbah yang sudah dikelola dengan standar IPAL yang ada, juga CSR perusahaan.

"IPAL yang ada ini tidak standar. Saluran atau instalasinya lebih sempit dari pada kolam yang ada. Secara logika ya, disini saya bukan ahli, IPAL yang ada, itu untuk mengelola limbah dari selebar kolam (tambak udang) yang ada ini," ucap dia sambil menunjuk luasan kolam tambak udang yang ada, dibanding luasan IPAL yang sempit.

Menurut Ali Ridho, luasan IPAL yang ada untuk menyaring limbah satu kolam tambak udang saja, rupanya tidak sebanding.

Diwaktu yang sama, Sumar seorang nelayan berasal dari Desa Puger Kabupaten Jember mengaku, jika saat tambak udang panen, hasil tangkapan ikannyapun menurun. Kata dia, ikan menjauh dari bibir pantai sebab, air tercemari limbah dari pembuangan tambak udang.

"Limbah jangan dibuang ke sungai sehingga mengalir ke laut. Ditampung dulu, kalau sudah jernih, dibuang ke sungai tidak masalah. Selama ini langsung ke sungai dan mengalir ke laut, jadi ikan - ikan itu menjauh dari bibir pantai dan hasil tangkapan nelayan berkurang," terang Sumar.

Masih kata Sumar, kondisi tersebut ia rasakan bersama nelayan yang lain, sejak 25 - 30 tahun lalu. Ia berharap kedepan, pihak tambak udang mengelola limbahnya dengan benar, sehingga tidak merugikan pihak lain.

Diwaktu yang sama Muhammad Asmin Manager tambak udang PT Bumi Subur, aksi yang demikian menurutnya biasa.

Ditanya terkait IPAL (Instalasi Pengelolahan Air Limbah), pria yang akrab disapa Asmin itu mengakui jika pihaknya belum memenuhi syarat. Dari empat IPAL yang seharusnya tersedia berdasarkan luasan tambak udang, diakui olehnya saat ini masih hanya ada satu, itupun dinilai warga belum sempurna.

"Ndak kaget, sudah biasa begini. Untuk masalah IPAL itu sudah kita serahkan pada konsultannya di tingkat Provinsi, itu kita bayar pak Rp. 300 juta. Sudah 50% berjalan. Belum, saya masih ada hambatan ya. Harusnya kan empat lokasi IPAL, ini baru jalan satu," kata Asmin pada awak media.

Terang ia mengutarakan, jika selama beroperasionalnya tambak udang tersebut sejak sekira 32 tahun lalu, itu tanpa disertai IPAL.

"Memang tidak ada pak, di tambak udang yang lain juga tidak ada," tukasnya. Kata dia, sistem IPAL baru ada belakangan ini, sementara dulu belum ada. Juga dia mengaku, sebagai orang ketiga sebagai pengelola tambak udang sedari awal pertama kali berdiri.

Dari lokasi satu IPAL seluas 1200M², ucap Asmin saat ini dipergunakan untuk menampung limbah pembuangan dari kolam tambak udang yang luasannya mencapai puluhan hektar.

Selebihnya, soal keinginan warga agar sungai dilebarkan, Asmin telah menyepakatinya, berikut CSR imbuhnya, telah dialokasikan kepada warga berdasar pada ketentuan yang ada.

Sempat terjadi argumentasi saat mediasi saat itu disaksikan olah Forkopimka, juga dari Polres Lumajang sehingga berjalan agak lama. Warga diluar geram, dan menutup saluran sungai pembuangan limbah dengan bebatuan dengan mengancam, akan kembali datang dengan jumlah masa yang lebih besar jika pihak tambak udang tidak mengindahkan tuntutannya.(Hermanto/red)

 

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar