Dies Natalis ITERA, LaNyalla: Fokuskan Pada Teknologi yang Membumi dan Tepat Guna

Foto : Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti
1295
ad
MEMOonline.co.id, Jakarta - Presiden Soekarno, saat membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, tahun 1958, sudah mengatakan bahwa “Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi”.

Artinya apa? Artinya kita harus menjadikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) sebagai alat sekaligus sarana pendorong kemajuan perekonomian kita. Bukan kita sibuk membangun teknologi, tetapi lupa tujuan kehadiran teknologi itu ditengah bangsa ini.

Jadi Iptek dan inovasi-nya, harus mengambil peran sebagai sarana, sekaligus medium untuk menggerakan efektifitas perekonomian di Indonesia. Ini artinya ada pertanyaan lanjutan yang harus kita jawab.

Pertanyaannya adalah; Iptek di bidang apa yang harus kita prioritaskan untuk mendorong, dan menggerakkan, sekaligus mempercepat perekonomian di Indonesia?

Nah, untuk menjawab hal itu, kami di DPD RI sebagai wakil daerah, tentu berpikir dengan metodologi keungggulan.

Komparatif apa yang kita miliki? Yang dimiliki oleh 34 Provinsi di Indonesia? Lantas Keungggulan Kompetitif apa yang bisa kita tawarkan dari 34 Provinsi di Indonesia ini? Ini yang membutuhkan sentuhan Iptek.

Seperti kita ketahui, keunggulan komparatif adalah keunggulan berbasis yang sudah kita miliki, yakni Sumber Daya Alam, baik di darat maupun di laut. Mulai dari Mineral hingga Pertanian dan Perikanan juga Hutan Indonesia dan Perkebunannya, hingga pesona Pariwisata Indonesia.

Ini semua membutuhkan sentuhan Iptek, agar kita memiliki keunggulan kompetitif dibanding bangsa lain.

Agar kita menjadi bangsa yang handal dan kuat di ketahanan pangan. Agar kita menjadi bangsa yang mampu menjadi tujuan wisata dunia. Agar kita menjadi bangsa yang mampu mengolah sumber daya mineral yang terkandung di bumi pertiwi ini. Agar kita menjadi bangsa yang menjadi paru-paru dunia dengan hutan tropis kita. Termasuk menjawab hambatan dan tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki hambatan konektivitas dan gap pembangunan antara Jawa dan Luar Jawa. Antara Barat dan Timur.

Di sini seharusnya kita fokus. Kita ukur diri kita dengan pertanyaan-pertanyaan. Sudah sejauh mana kita kembangkan teknologi kemaritiman? Sudah sejauh mana kita kembangkan teknologi pertanian dan pangan yang sesuai untuk model geografi Indonesia yang sangat berbeda dengan Australia dan New Zealand?

Sudah sejauh mana kita kembangkan teknologi yang menambah nilai untuk produksi mineral yang melimpah di negeri ini? Sudah sejauh mana kita mengembangkan konektifitas digital sebagai alat bantu kesulitan infrastruktur antar wilayah dan pulau? Sudah sejauh mana kita memiliki tekonologi yang menjaga hutan kita dari kebakaran dan erosi? Sudah sejauh mana kita dan sejauh mana kita ….

Terus kita uji diri kita dengan pertanyaaan-pertanyaan yang membumi. Pertanyaan yang sesuai dengan kebutuhan Iptek untuk mendorong percepatan pembangunan Indonesia.

Jangan berpikir terbalik. Mengikuti tren yang terjadi di belahan dunia lain, yang kondisi dan situasinya berbeda 180 derajat.

Saya berharap, Institut Teknologi Sumatera, yang memiliki Program Studi Teknologi Pertanian dan Pangan, Maritim dan Rekayasa Kehutanan, bahkan hingga Biosistem, mampu menjawab panggilan Ibu Pertiwi hari ini.

Tidak ada kata terlambat. Kita harus yakini itu. Niat untuk memperbaiki negeri ini harus menjadi dasar dan kerangka berpikir dan bertindak kita.

Saat ini, Pemerintah telah mengalokasikan di dalam APBN tahun anggaran 2020 dana abadi penelitian, sebesar Rp 5 Trilyun, dan secara bertahap akan terus ditingkatkan.

Pemerintah juga telah mendorong dunia industri untuk memperkuat inovasi berbasis riset nasional, dengan memberikan insentif melalui skema pemotongan pajak

. Penguatan riset juga akan dilakukan melalui pemanfaatan dana pengembangan pendidikan nasional yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang saat ini dana yang dikelola telah mencapai lebih dari Rp. 66 Triliun. Sehingga ruang untuk pengembangan inovasi dan riset saat ini sudah lebih baik.

"Ayo kita singsingkan lengan, kita kerjakan apa yang menjadi tugas kita masing-masing. Lakukan riset dan inovasi berbasis Iptek yang mendukung industri, dengan teknologi yang tepat dalam menyongsong era ekonomi digital. Jadilah tetap optimis, dan terus berkreasi,” pungkasnya.

Demikian disampaikan Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti, secara virtual saat memberikan orasi di acara Dies Natalis ke-6 Institut Teknologi Sumatera yang berdiri pada 6 Oktober 2014, melalui Peraturan Presiden Nomor 124 Tahun 2014, yang diterima MEMOonline.co.id melalui rilis tertulisnya, Selasa, (6/10/2020).

Turut hadir, Rektor ITERA, Profesor Ofyar Z. Tamin, Senator asal Lampung, Gubernur Lampung, Arinal Djunaedi, utusan dari Kementerian Kebudayaan serta keluarga besar sivitas akademik ITERA. (Bam/Diens).

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Kasus dugaan korupsi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kabupaten Sumenep resmi naik ke tahap...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

Komentar