
MEMOonline.co.id, Sumenep - Setiap tahunnya, sejumlah daerah di Kabupaten Sumenep mengalami krisis air bersih. Terutama saat memasuki musim kemarau.
Menjelang musim kemarau tahun ini, untuk menanggulangi krisis ketersediaan air bersih di beberapa wilayah, biasanya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggandeng kerjasama dengan berbagai pihak.
Salah satunya dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sumenep.
Kendati belum ada informasi desa yang sudah mengalami krisis air bersih, PDAM Sumenep sudah bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan itu.
Ironisnya, meski sudah bersiaga dan siap membantu jika musim kemarau tahun ini ada daerah yang mengalami krisis air bersih, PDAM Sumenep tetap khawatir tidak bisa mengcover. Pasalnya, jumlah armada yang dimiliki PDAM sangat terbatas.
Direktur Utama PDAM Sumenep Ach Supandi mengetakan, Armada truck yang digunakan untuk menyuplai ketersedian air bersih ke daerah yang sering mengalami kekeringan hanya berjumlah 4 unit.
"Itupun semuanya keluaran tahun tua, sering macet, dua diantaranya sudah mangkrak," keluhnya. Kamis (16/7/20).
Menurut Supandi, selama ini di wilayah kekeringan yang akses jalannya extrim atau nanjak, pihaknya hampir tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih, lantaran armada yang dimilikinya tidak dapat diandalkan.
"Muatan berat, kalau dipaksakan takut mundur dan membahayakan, makanya kami hanya bisa membantu di wilayah yang dataran rendah saja," urainya.
Ia menambahkan, pihaknya berharap Pemerintah Daerah (Pemda) Sumenep agar membantu dan memfasilitasi kebutuhan PDAM, baik berupa penyertaan modal atau menambah anggaran perawatan dan pemeliharaan armada.
"Biaya kerusakan itu besar, sedangkan anggaran yang disediakan minim, makanya BUMD sekalas PDAM juga butuh perhatian dari Pemda," pungkas Ach Supandi melalui saluran telepon. (Zain).