Ditanya Soal Kisruh Pelayanan di Puskesmas Bluto, Jawaban Kadinkes Sumenep Membingungkan

Foto: dr A Fatoni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep
1372
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Munculnya keluhan masyarakat soal buruknya pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bluto, seperti yang disampaikan Irmayanti, Warga Desa Lobuk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (2/2/2018) lalu, mendapatkan respon dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

dr A Fatoni selaku Kepala Dinkes Sumenep mengatakan, dari penelusuran yang dilakulannya, diketahui pasien datang ke Puskesmas Bluto diluar jam kerja.

"Pasien datang diluar jam kerja, diatas jam 1 siang," tuturnya, saat dihubungi media.

Dijelaskan, keluarga bersama pasien (ibu dan anaknya,red) dibawa ke UGD untuk diperiksa, karena poli anak saat itu sudah tutup, maka setelah dari UGD dan sudah selesai diperiksa, langsung diberi resep oleh dokter yang memeriksanya. 

"Terus resepnya itu dikremes di tangan, jadinya kertas resep dokternya itu lecek," sambungnya.

"Oleh salah seorang dr Gigi yang ada diluar, ditanyakan, resepnya kenapa dijatuhkan ibu," imbuh Fatoni menuturkan hasil klarifikasi dari pihak Puskesmas yang diterima dirinya.

Kesimpulan sementara, lanjut Fatoni, pasien kemungkinan tersinggungnya karena ditegur persoalnya resep dokter sampai lecek. Kemudian yang kedua karena anaknya rewel.

"Mungkin karena diingetin, mungkin karena anaknya rewel juga, mbaknya itu (ibu pasien) langsung naik, emosi gitu, jadi kalau dikatakan disitu sampai nangis-nangis enggak ada," ujarnya.

Usai melakukan penebusan obat, tambah Fatoni, yang bersangkutan sebelum pulang diberi koin respon pelayanan, ternyata ia meletakkan koin yang dimaksud di box puas. 

"Disitu (Puskesmas,red) kan ada smile box, mbaknya itu naruh koin di kotak puas, kalau merasa tidak puas, kan harusnya tidak menaruh koin di box puas, lah wong ini menyatakan puas," tegasnya.

Bahkan, orang nomor satu di lingkungan Dinkes Sumenep ini tetap yakin, pelayanan yang diberikan disetiap Puskesmas sudah maksimal, bahkan bisa dipantau karena sudah ada CCTV. 

"Disana kan ada CCTV, kami tidak melihat wajah mbaknya sedih, biasa-biasa saja kok, gak tahu kok bisa sampai seperti ini," tegasnya.

Dikonfirmasi kembali, Irmayanti warga Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, secara tegas menyampaikan bahwa dirinya datang ke Puskesmas untuk memeriksa sang anak, bukan pada jam 1 siang seperti yang disampaikan Kadinles.

"Kalau saya dibilang datang jam 1 siang, itu tidak benar, karena saya datang sekitar pukul 11-an," tuturnya kepada media ini, Rabu (7/2/2018).

Urusan resep lecek, pihaknya tidak menampik, karena kala itu, resep yang diberikan dokter dipegang sang anak, akan tetapi ditegaskan bahwa kertas resepnya tidak kotor dan tidak dijatuhkan.

"Yang jelas resep dokter itu, tidak jatuh atau dijatuhkan, melainkan tetap dipegang mulai dari UGD sampe ke ruang farmasi, kalau bilang resep jatuh dan diambilkan oleh dokter disana, itu tidak benar, yang benar itu petugasnya marah-marah tidak jelas gitu," paparnya.

Bahkan, ibu satu anak ini mengaku, yang tidak habis fikir, jika memang gara-gara resep lecek, apa pantas petugas disana sampai marah-marah. 

"Jika titik masalahnya hanya gara-gara resep dokter yang lecek karena dipegang anak saya, apa pantas langsung marah-marah, katanya pelayanan di Puskesmas harus 3S (Senyum, Sapa dan Santun)," sambungnya.

Ditanya mengenai smile box (koin respon) untuk memberikan penilaian terhadap pelayanan di Puskesmas setempat, pihaknya menilai keberadaan kotak respon pasien tersebut hanya formalitas. 

"Smile box itu kayaknya hanya formalitas saja mas, wong saat saya mau naruh di box diawasi petugas dan disuruh taruh di kotak puas," akunya.

Alumni STAIN Pamekasan ini masih mengaku bingung dengan pelayanan di Puskesmas yang kurang ramah, bahkan, pasca dirinya curhat lewat media sosial facebook beberapa waktu lalu, banyak teman-temannya mengaku pernah mengalami perlakukan serupa dari oknum petugas Puskesmas setempat.

"Ada sekitar 5 orang yang curhat ke saya pernah mendapat perlakuan serupa, kalau memang ada CCTV-nya bagus itu, buka saja biar publik tahu, kalau perlu buka di hadapan kepala Dinas Kesehatan-nya, saya berani membuktikan ucapan saya ini, biar ketahuan siapa yang salah," tegas Irma menutup pembicaraan. (Aji/diens).

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) menyampaikan pesan penting yang menggugah kesadaran publik nasional: rumah...

MEMOonline.co.id, Palu- Musyawarah Nasional (Munas) II Pro Jurnalismedia Siber (PJS) resmi dibuka oleh Gubernur Lemhanas RI, Dr. TB Ace Hasan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Komunitas Kanca Pendidikan (KKP) Kabupaten Sumenep sukses menggelar kegiatan edukatif dan inspiratif bertajuk Lomba...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Abdillah Irsyad Camat Tempeh Kabupaten Lumajang, merespon peristiwa indikasi kecurangan dalam tahapan seleksi/penjaringan...

MEMOonline.co.id, Jember- Seorang pria berinisial A, Warga desa Bangsalsari kecamatan Bangsalsari, yang merupakan terlapor dugaan pencabulan anak di...

Komentar