Ketua KADIN Sumenep Sebut Operasi Pasar di Bulan Ramadan Mirip 'Parasetamol'

Foto: Hairul Anwar, Ketua Kadin Sumenep
1309
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep – Ketua Asosiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Hairul Anwar, menyebut operasi pasar yang digelar pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi setiap momen ramadan, lebaran, atau hari – hari besar lainnya, mirip parasetanol (obat penurun panas red) saja. Sebab operasi tersebut, hanya birsifat sementara, yang tidak mungkin menyentuh hingga ke sumber masalahnya.

Apalagi, kekuatan anggaran yang disediakan pemerintah untuk operasi pasar sangat terbatas. Sehingga tidak mungkin operasi pasar bisa bertahan hingga berbulan – bulan.

“Operasi pasar itu  sifatnya sementara,  ya kalo boleh saya bilang hanya obat penurun panas (parasetamol) saja. Tujuannya baik, yakni untuk menjaga stabilitas harga setiap momen ramadan, lebaran, atau hari – hari besar lainnya. Tapi itu tidak menyentuh ke akarnya,” kata Hairul, sapaan akrab Harul Anwar, Kamis (16/5/2019).

Namun begitu, pihaknya mengaku bersyukur atas diadakannya operasi, setiap kali terjadi lonjakan harga. Namun perlu disadari, jika operasi tersebut tidak dilakukan secara terus menerus, mengingat keterbatasan dana yang disediakan oleh pemerintah.

Sementara lonjakan harga, akan terus muncul setiap saat, tanpa kita prediksi sebelumnya.

“Bisa saja naiknya harga – harga dipasaran karena naiknya nilai tukar. Sebab komiditi  kita masih banyak yang impor,” paparnya.

Berbeda dengan stabilatas harga, yang terjadi di kepulauan Sumenep, yang naik turunya ditentukan oleh cuaca laut. Apabila cuaca laut stabil, maka semua harga – harga di kepulauan juga stabil.

Namun sebaliknya, bila cuaca laut sedang ekstrem, spontan harga – harga di kepulauan Sumenep naik tak terkendali.

“Ini yang harus diwaspadai, sebab cuaca buruk bisa datang kapan saja, sehingga kesetabilan harga – harga dikepulauan tidak permanen,” tegasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya menekan pemerintah daerah untuk segera menyediakan  lumbung pangan, yang khusus menampung sejumlah kebutuhan pokok masyarakat kepulauan.

Sebab menurutnya, hal itu akan sangat bermanfaat untuk mengatsi terjadinya lonjakan harga, yang bisa datang setiap saat khususnya saat cuaca laut ekstrem.

“Lumbung pangan penting dibangun pemerintah dikepulauan. Sebab dengan operasi pasar saja tidak cukup untuk mengatasi lonjakan harga, yang bisa datang kapan saja. Kalau ada lumbung pangan kan enak, tinggal mengeluarkan barang – barang yang disimpan didalamnya dan menjualnya ke warga, saat terjadi lonjakan harga. Tapi menjualnya ya harus dengan harga yang stabil dong,” pungkasnya. (Satrio/diens)

 

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar