
MEMOonline.co.id, Pamekasan – Saat ini, dugaan pungutan liar penerimaan pegawai di lingkungan Rumah Sakit (RS) Mohammad Noer Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang nilainya ditengarai mencapai Rp 50 juta, menjadi buah bibir.
Tidak hanya itu, dugaan pungli penerimaan pegawai baru Rumah Sakit Mohammad Noer Pamekasan tersebut, mendapat kecaman keras dari berbagai elemen masyarakat Pamekasan.
Berbagai kecaman itu muncul pasca Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Rakyat Miskin dan Anti Korupsi (LSM Praksi) melakukan audiensi pada hari Selasa, 22 Januari 2019 kemaren.
Dalam audiensinya itu, mereka membawa korban beserta tanda bukti penyetoran uang bermaterai dan berstempel sebesar Rp 50 juta kepada oknum pegawai yang mengiming-imingi diterima dan bekerja di RS Mohammad Noer Pamekasan.
"Hajar terus sampai ke akar-akarnya, kalau perlu demo saja biar tidak seenaknya sendiri. Itu sudah jelas-jelas pungli yang penting barang bukti valid & A1," kata Juma'i, dalam group WhatsApp 'Tretan Jokowi Untuk NKRI'.
Tak hanya Juma'i, disini juga ada Zaini, Tim Advokasi Laskar Merah Putih (LMP) yang ikut berkomentar. Bahkan dirinya menyarankan untuk dilanjutkan ke pelaporan. "Ada bukti. Sikat aja," tulis Zaini.
Rupanya, berbagai komentar itu bukan hanya muncul di group WhatsApp 'Tretan Jokowi Untuk NKRI', melainkan juga ada di group WhatsApp 'Beda Capres Satu Tujuan'.
"Laporkan kalau mimang terduga kuat. Jangan ragu. Setelah membaca artikel di dalam Rekrutmen Pegawai Rumah Sakit Mohammad Noer. Jelas sudah terjadi. Pelanggara. Karena. LSM. Yang menyampaikan sudah mengadakan. Sudah mengadakan pertemuan dg. Karyawan. RUMAH SAKIT BERSANGKUTAN. kalau masih pihak korban dan LSM. Akan mengadakan musyawaroh lagi kami rakyat kecil dan bodoh sangat meragukan kesungguhannya untuk membrantas. KORUPSI," tulis H. Samuki dalam group WhatsApp 'Beda Capres Satu Tujuan'.
Hingga berita ini diturunkan, berbagai kecaman lainnya terus bergulir. (Faisol/diens)