Terkait Demo di IAIN Madura, Begini Debat Pimpinan Dengan Massa Aksi

Foto : Massa Aksi Saat Berdebat dan Berakting Tidur di Depan Pimpinan Sembari Temannya Menunjukkan Buku Pedoman yang di Pungli oleh Oknum Panitia
5557
ad

MEMOonline.co.id, Pamekasan - Tuntut ketransparansian pihak Kampus IAIN Madura dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 - 2018, Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi (GEMPAR) gelar aksi demonstrasi, Kamis (30/08/2018).

Dalam aksinya, selain menuntut adanya aksi pemungutan liar (pungli) dalam PBAK'18 kemaren, yang dilakukan oleh salah satu oknum. Pihaknya juga menuntut Rekapitulasi Anggaran Program Pendidikan Tahun 2017 dengan kode 423837 dengan anggaran sebesar Rp. 62.371.110.000 (62 M) yang diperoleh IAIN Madura.

Dari 62 Miliyard itu, dengan rincian Belanja Pegawai Rp. 14.766.282.000, Belanja Barang Operasional Rp.5.850.000.000, Belanja Non Operasional Rp. 13. 209.465.000, PNBP/BLU Rp. 8.646.363.000 dan SBSN (Pembangunan Gedung Baru) Rp. 19.899.000.000.

Dalam orasinya, Sipul Petuh menuturkan, dirinya bersama sahabat-sahabatnya itu melakukan aksi lantaran kecewa dengan pimpinan Kampus IAIN Madura.

"Pihak oknum kepanitian PBAK'18 IAIN Madura menarik uang sebesar Rp. 20.000 per mahasiswa baru sebanyak 2.185 mahasiswa, dengan alasan penebusan uang Buku Pedoman dan Kaos PBAK. Kami kesini membawa bukti, Pendamping dan Dalton dari pelaksanaan PBAK, jadi pimpinan rak usah mengelak lagi, karena disini sudah jelas, ada pengakuan," ucap Sipul Petuah.

Menanggapi persoalan itu, Warek 3 IAIN Madura, Mohammad Hasan mengatakan, bahwa dirinya tidak mengetahui adanya pungli itu, karena memang tidak ada instruksi dari Kepanitiaan.

"Dua hari setelah PBAK'18 kami mendapat laporan ada pungli, setelah itu kami meminta penjelasan dari ketua panitia dan skeretaris panitai. Apakah ada instruksi dari satker yang menyuruh kepada Pendamping untuk memungut uang itu. Setelah itu, Bapak Saiful Hadi sebagai ketua panitia PBAK mengatakan tidak ada instruksi dari satker," jelas Mohammad Hasan.

Berhubung pernyataannya tidak logis, massa aksi langsung menyetop pernyataan dari Warek 3 itu. "Jika itu tidak ada perintah, lantas siapa yang akan tanggungjawab mengenai pungli itu. Kami ini bukan anak SD yang bisa dibohongi dengan pernyataan seperti itu," teriak Sipul Petuah, tak terima pernyataan Warek 3.

Saiful Hadi, selaku Ketua Panitia PBAK'18 langsung menyatakan, bahwa dirinya akan segera melakukan pemanggilan kepada seluruh panitia. "Mulai besok kami akan memanggil seluruh panitia, dan bagi yang sudah membeberkan tentang pungli ini, nantinya akan kami laporkan ke kode etik, karena juga ada kode etiknya menjadi panitia," katanya.

Setelah itu, pihak massa aksi melanjutkan pada kasus yang selanjutnya, mengenai APBN STAIN Tahu 2017 yang awalnya masih belom beralih menjadi IAIN Madura. "Kami minta penjelasan terkait APBN IAIN Madura tahun 2017, terserah siapa saja yang mau menjawab, intinya beri kami penjelasan," ucap Junaidi.

Dari pertanyaan itu, langsung dijawab oleh Warek 1 IAIN Madura, Nur Hasan. Ia mengatakan, dirinya akan langsung menjelaskannya, karena itu rananya. "Saya meminta saudara berbicara berdasarkan fakta,  saudara mahasiswa, paham. Ini harus sesuai sistem, saudara dapat dari mana data kegiatan itu mencapai 1 Miliyard. Yang pertama kegiatan STKIP itu kegiatan pusat, baru sedangkan yang kedua yang mengelola kami, jadi kalok sampek sekian itu dari mana?," papar Nur Hasan kepada massa aksi.

Berhubung jawabannya selalu belunder, orator aksi, Sipul Petuah meminta rekapan data pertriwulan (3 bupan sekali). "Kami minta laporan pertanggungjawaban yang dikeluarkan IAIN Madura, tunjukkan kepada kami, jangan hanya asal bicara, kami ini sudah mengantongi data," ucap Sipul Petuah.

Menanggapi itu, Bendahara IAIN Madura, Ilung menyampaikan, "Berbicara laporan, kami mematuhi aturan. Jika ingin meminta data, langsung menyurat ke Inspektorat," tuturnya.

Karena tak kunjung ditunjukkan laporan pertanggungjawabannya, Sipul Petuah menyatakan akan melaporkan semua dugaan yang dibawa itu ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan. "Kami akan melaporkan dugaan pungli dan terkait anggaran yang begitu besar ini," pungkasnya.

Warek 1 IAIN Madura, Nur Hasan langsung mempersilahkan massa aksi GEMPAR untuk melaporkan beberapa temuannya itu. "Silahkan laporan, tidak masalah," katanya.

Sayangnya, dalam aksi demonstrasi itu tidak ditemui langsung Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim, entah kemana tak paham.

Hingga berita ini diturunkan, para pimpinan kampus IAIN Madura langsung meninggalkan massa aksi, sedangkan massa aksi masih menyampaikan aspirasinya dan menyanyikan beberapa lagu. (Faisol)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sumenep menggelar kegiatan pendadaran serentak untuk menguji kesiapan mental...

MEMOonline.co.id, Sampang- Masa kepengurusan Persatuan Wartawan Sampang (PWS) periode 2023–2025 akan segera...

OPINI- Di balik gemerlap industri rokok di Kabupaten Sumenep, terdapat realitas kelam yang tak lagi bisa disangkal. Bisnis yang tampak makmur ini...

MEMOonline.co.id, Jember- Satuan Reserse Narkoba Polres Jember menangkap dua puluh tujuh pelaku yang terlibat dalam jaringan peredaran narkotika...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Pria Inisial 'B' oknum perangkat desa di Kecamatan Klakah, terduga maling sapi ditembak polisi. Ia digelandang...

Komentar