MEMOonline.co.id, Tulungagung – Tepat pada tahun 2018 atau tahun ini, usia Bangsa Indonesia boleh dikata sudah tidak muda lagi, umur bangsa Indonesia sudah lebih dari setengah abad.
Karena, sejak kemerdekaan Republik Indonesia (RI) dikumandangkan pada tahun 1945 lalu, hingga hari ini (2018 red) usia negara kita sudah 73 tahun.
Tentu saja dengan bertambahnya usia, Negara Indonesia telah mengalami banyak perubahan yang cukup signifikan.
Hal itu patut disyukuri, kemerdekaan yang bangsa Indonesia peroleh dengan darah dan air mata, harus diisi dengan hal-hal yang positif.
Namun, Bagaimana kabar Indonesia hari ini?. tepat tanggal 23 Juli 2018 adalah momentum peringatan “Hari Anak Nasional”. Anak bangsa generasi penerus bangsa. Adalah sebuah aset yang harus dirawat.
Dengan memperbaiki pendidikan Indonesia, akan merawat anak generasi penerus bangsa. Sesuai dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 disebutkan, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Pendidikan adalah hak setiap orang. Apa kabar pendidikan anak bangsa?. Jika dilihat dari kacamata sempit, daerah perkotaan, pendidikan anak memang terbilang telah memadai.
Namun berbeda dengan anak bangsa yang berada di daerah terpencil. Banyak anak bangsa yang tidak bersekolah atapun sekolah dengan fasilitas kurang. Maka dengan ini tujuan pendidikan perlu dipertegas kembali.
Tujuan pendidikan yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 dalam pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Sudahkan bangsa ini memiliki tujuan pendidikan yang demikian?.
Akhir-akhir ini merupakan hari dimana anak bangsa memulai bangku sekolah dari satu jenjang ke jenjang selanjutnya.
Dari yang umur 4 tahun harus bersekolah di TK, umur 7 tahun ke SD, selanjutnya SMP, SMA, hingga ke Kuliah. Sesuai pengamatan hari ini, banyak anak bangsa yang salah mengartikan pendidikan yang sebenarnya.
Berlomba-lomba untuk bisa masuk ke sekolah dan kampus terfavorit dengan bebagai cara. Di sisi lain, masih banyak di daerah terpencil yang tidak terlalu memperhatikan pendidikan. Kecilnya minat untuk bersekolah mempengaruhi daya pikir anak untuk masa depan.
Pendidikan anak bangsa saya rasa sudah tidak lagi efisien sebagaimaa tujuan yang tercantum. Tujuan pendidikan kini hanyalah menjadi bunga angan bagi bangsa.
Maka perlu adanya perubahan mindset anak bangsa untuk menyeimbangkan hak-hak pendidikan bagi setiap orang. Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas) HAM, beberapa bulan lalu menyatakan bahwa pendidikan kini masih jauh dari kata berhasil.
Karena dunia pendidikan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat. Darurat dalam pelanggaran HAM, darurat karena ranking pendidikan Indonesia buruk. Dan kondisi darurat yang terjadi lantaran banyak kasus korupsi yang berkaitan dengan anggaran pendidikan.
Sesuai dengan catatan Indonesia Corruption Watch (ICW) 2005-2016 terdapat 425 kasus korupsi terkait anggaran pendidikan. Parahnya korupsi tersebut dilakukan oleh pelaku dengan berbagai tingkatan.
Maka yang perlu diperbaiki untuk mencapai pendidikan bangsa Indonesia lebih baik adalah sikap dan prilaku saling bahu-membahu antara masyarakat dan pemerintah. Untuk terus menggalakkan pendidikan Indonesia semakin baik dengan berbagai gerakan.
Gerakan bersama dalam memberantas korupsi, gerakan bersama pemuda peduli pendidikan, gerakan relawan mengajar dan motivasi pendidikan di desa terpencil. Hingga peran anak bangsa dalam meningkatkan minat belajar, minat membaca dan minat meraih prestasi meningkat.
Merubah mindset anak bangsa bahwa pendidikan yang baik bukanlah dilihat dari seberapa bagus sekolah. Namun pendidikan yang baik adalah bagaimana proses dan minat anak bangsa untuk terus berusaha mengembangkan potensi dalam belajar.
Meraih prestasi dengan berbagai karya. Maka disitulah Indonesia akan bangkit dengan anak-anak bangsa yang membanggakan. Untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa menjadi lebih baik. Dan tujuan pendidikan akan terwujud tidak hanya tertuang dalam tulisan, namun dengan wujud nyata. Selamat Hari Anak Nasional!. (*)
Penulis adalah : Dhea Alfina Damatussolah (Kader HMI Cabang Tulungagung) +62 814-5901-9790