Nasib Pilu Sodikun Dan Atika Setelah Viral di YouTube

Foto: Sentra mahatmiya bali dan muspika berkunjung kerumah sodikun
406
ad

MEMOonline.co.id, Jember- Naas nasib keluarga Sadikun dan Putrinya Atika Yang beralamat di Rt-005 Rw-002 Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember Jawa timur. Yang di duga telah diberitakan oleh seseorang YouTube Pratiwi Noviyanthi asal Jakarta. ( 7/5/2024 )

Kabar bapak dan anak yang ramai di Medsos yang telah menjual putrinya dan dibuat Kreator atau YouTube Pratiwi Novianthi pada beberapa minggu yang lalu ini membuat geger dunia maya. Khususnya wilayah Kabupaten Jember. Yang mana setelah ditelusuri oleh Muspika Kecamatan Jenggawah bersama juga Kemensos dan Dinas Sosial ( DINSOS ) Jember ternyata belum di temukan bukti - bukti yang diduga menjajakan anaknya.

Hal ini kabar yang beredar membuat keluarganya Sodikun mengalami DEPRESI. Karena banyaknya orang yang kerumah saya, juga tekanan moral, malu dan sakit. Atas pemberitaan YouTube tersebut yang katanya orang jakarta.

"Memang benar anak saya kalau macak ( RIAS ) seperti itu mas, Tapi apakah mungkin saya tawarkan kepada orang lain, Bahkan saya pernah dicegat ( STOP ) oleh Polisi mas, tanya tanya tentang anak saya, Ya memang begini cara meriasnya terus harus bagaimana lagi, Saya dan anak saya ini hanya jalan - jalan untuk mencari hiburan, Kadang di alun - alun ambulu juga di alun - alun Jenggawah". Ucap Sodikun

"Sebelum mbak Novi datang ke Jember. Hengki pada malam hari telepon saya, Dia tanya kesaya tentang warganya yang pakai sepeda ontel yang berboncengan terus menerus sama anaknya, Itu pak Dikun telah jual anaknya, ucap Hengki kepada Misno kepala dusun".

"Bahwa terkait Sodikun akan saya buat konten, Dan saya laporkan ke Jakarta ke Youtober. Lagi lagi Hengki menyampaikan begitu kepada Misno via selulernya. Tapi misno mengingatkan jangan mas. Biar tidak ramai tolong kedesa dulu ke Bu Kades untuk klarifikasi, karena kalau sampai diviralkan mas tanpa data otentik dan akurat, Itu tetap tidak ada pembuktian yang jelas, Yang kedua, Akan mencoreng nama baik desa kami, tolong anda kordinasi dulu dengan bu kades jangan langsung dimasukkan ke Youtube". Imbuh Misno.

"Dari awal Hengki sudah saya 'STOP' dulu, Supaya kordinasi dulu dengan bu kades, Namun Hengki tanpa kordinasi dan pemberitahuan ke bu kades dan camat tahu - tahunya Hengki langsung menurunkan mbak novi youtube asal Jakarta". Lanjut Misno juga keluarga dari Sodikun.

"Misno Kepala Dusun Krajan Lor Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Menyampaikan bahwa keluarga sudah melaporkan hal ini ke Polres Jember minggu kemarin mas, Sesuai dengan Surat Tanda Terima Laporan atau Pengaduan Masyarakat Nomor : STTLP/456/V/2024/SPKT/POLRESJEMBER yang tertanggal 3 mei 2024. Kita melaporkan Tentang Informasi dan Elektronik ( ITE ) atas dugaan pencemaran nama baik. Keluarga saya Sadikun. Dan saya sekeluarga merasa malu kepada masyarakat. Yang mana telah ramai di media sosial ( MEDSOS ) yang di anggap saya menutup nutupi Sodikun dan Putinya, Padahal tidak seperti yang diberitakan mas". Ucapnya

'Kami ke Polres Jember juga melaporkan pemberi informasi ke Youtubernya mas.Kenapa kok tega memberikan informasi yang tidak benar. Sehingga saya dan keluarga saya Sodikun merasa dirugikan secara moral maupun material". Bebernya.

"Kalau tidak ada sumber informasi dari tetangga tetangga saya. Mungkin mbak Novi tidak datang mas, Karena jauh jauh dari jakarta yang katanya ada informasi seperti itu. Padahal informasi yang disampaikan semua itu tidak benar mas. Justru malah merugikan saya dan Sodikun, Mangkanya saya dan keluarga melaporkan hal ini ke Polres Jember, Agar segeranya diproses secara hukum yang berlaku". Imbuhnya.

"Siti Munfarida Kepala Desa Kertonegoro saat diwawancarai beberapa media menyampaikan, "Mohon maaf sebelumnya kalau saat ini kami menjadi sebuah sesuatu yang memang perlu kita fikirkan semua. Seumpama seperti itu dengan Komentar banyak orang,Untuk itu selaku Pemerintah Desa ( PEMDES ) yang pasti dari keluarga Sodikun sudah 'TERCOVER' data penerima bantuan". Ucapnya.

"Tapi memang alloh itu kadang menciptakan semua itu sempurna dan kurang sempurna, Mungkin kurang kesempurnaan inilah ada celah yang memang perlu ada tindak lanjut. Entah itu dari Psikis seseorang, Berhubung bapak juga anak selama ini memang sudah lama hidup berdua, Sehingga setiap harinya bapaknya bekerja anaknya ini diajak, Mungkin karena sayangnya, Sehingga anak minta apapun selalu dituruti". Ujarnya.

"Sampai suatu saat anak beranjak dewasa juga ingin mempunyai sesuatu,Karena dimasa 'PUBER' untuk berias cantik. Ketika berias cantik ingin jalan-jalan,Dari jalan- jalan inilah mungkin membuat persepsi masyarakat menjadi lain". Imbuhnya.

"Wanita dengan berpakaian seksi diajak bapaknya jalan-jalan sehingga prediksi atau opsi bahwa itu mau dijual atau apa, Padahal kenyataannya yang Pemdes ketahui dari Rt atau Rw yang mengikuti karena Pemdes juga kawatir akan hal lain, ternyata informasi yang diterima dari warga sekitar ataupun Rt,Rw tersebut. Selama ini Sodikun dan Atika anaknya diajak ketempat yang dituju dan terus pulang". Pungkasnya.

"Tapi Pemdes dan Rt,Rw tersebut tidak mengikuti setiap hari, Maka untuk keseimbangan ketika diantara saksi dan warga saya menyampaikan bahwa bapak dan anak ada indikasi di Eksploitasi kami kaget. Munculnya Vlog "Mbak Novi" ini membuat opini masyarakat bahwa Sodikun menjual anaknya, Sehingga warga banyak komentar seperti itu". Beber kepala desa.

"Maka dari keluarga merasa tidak nyaman dengan beredarnya Youtube tersebut. Karena awalnya kita ini hanya membantu sosial kemanusiaan, Tapi kalau sudah diangkat seperti ini kita juga 'Mohon Maaf' keluarga akhirnya jadi kurang nyaman, Karena Sodikun orang awam tidak mengerti ITE seandainya Sodikun paham ITE mungkin sama dengan yang lain pasti marah". Masih ucapan kepala desanya.

"Tapi dari perwakilan keluarga juga ada yang memahami tentang ini, Jadi keluarga sekedar membela dirinya terkait itu 'Melaporkan' kepihak berwajib. Dan untuk kegiatan selanjutnya Pemdes ada Bantuan Berbasis Masyarakat juga Sodikun pernah dapat bantuan bedah rumah seiring waktu lama akhirnya rusak sekarang diperbaharui lagi". Ucap kepala desanya.

"Kebetulan Kabupaten Jember ini wilayah kerja Sentra Mahatmiya Bali. Dampak dari Youtube kita melihat dari aspek sosialnya dan kita berfikir kehidupan panjangnya sodikun dan anaknya, Bagaimana bisa makan sehari hari". Ucap Herlin Wahyuni Hidayat Kemensos RI.

"Dampak dari Konten itu merugikan Kemensos otomatis 'Ibu Menteri' di anggap Pemerintah tidak ada perhatian, Padahal Pemerintah termasuk DINSOS Jember memberikan perhatian buktinya Sodikun terdaftar mendapatkan bantuan dari Kemensos berarti masyarakat dan pemerintah tidak mengabaikan Sodikun dan Atika". Imbuhnya.

"Novi belum menghubungi kami dan kami belum menghubungi Novi meskipun kami punya nomor teleponnya, ini bukan yang pertama dengan Novi, kami sebelumnya juga pernah di konten dan juga di Kecamatan Jenggawah, Itupun konten yang pertama Novi sudah klarifikasi bahwa itu tidak benar". Ujarnya.

Penulis     :   Zainal Arifin

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Syafika Auliyak

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH menghadiri Gala Dinner bersama kader Pergerakan Mahasiswa Islam...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur atas dukungan sinergi dan...

MEMOonline.co.id, Jember- Tidak ada tulang Jasad Manusia ataupun bekas pernah terjadi pemakaman di areal yang diduga sebagai makam Pahlawan 45...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Sumenep akan kembali menyelenggarakan Festival Sapparan Budaya....

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, kembali meraih penghargaan dalam ajang "Satu Inspirasi" yang digelar oleh B...

Komentar