
MEMOonline.co.id, Jakarta - Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) merujuk pada jejak sejarah perjuangan bangsa, ada dua tokoh nasional dari kawasan Indonesia Timur yang tercatat dengan tinta emas memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda di Indonesia.
Mereka berdua adalah pahlawan nasional yang dikenal dengan nama Dr. Gerungan Samuel Saul Jacob Ratulangi yang populer dengan sebutan Sam Ratulangi dan tokoh pejuang dari Papua bernama Silas Papare.
Silas Papare lahir di Serui pada tanggal 18 Desember 1918, merupakan tokoh perjuangan dari Papua yang saat itu sedang berjuang melawan cengkeraman penjajahan Belanda di Papua.
Silas Papare adalah seorang pejuang dengan latar belakang sebagai perawat dan Silas Papare adalah tokoh lokal Papua namun berhasil melakukan pelayanan kemanusiaan yang luar biasa selama perang sekutu dengan Jepang.
Silas Papare berperan membantu pasukan Sekutu melawan Jepang di Irian Jaya atau nama Papua pada masa lalu.
Terakhir, Silas Papare mendapat penghargaan dari bagian Pacific War Ops Biro Intelijen Pasukan Sekutu yang ditandatangani oleh GA Willongbym Mayor Jenderal USA (USA ARMY) pada tanggal 31 Oktober 1945.
Pada tanggal 25 Desember 1945, Silas Papare dan beberapa temannya mengadili membujuk para pemuda Irian yang tergabung dalam Batalyon Papua untuk ikut memerangi penjajahan Belanda.
Setelah kekalahan Jepang oleh sekutu, pemerintah sipil Belanda beserta pasukannya yang disebut NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) menumpang pada sekutu dan menguasai wilayah Papua, Indonesia Timur.
"Oleh karena itu, beranjak dari jejak sejarah tersebut, diperlukan peran aktif generasi muda dari ufuk timur, yaitu melestarikan visi, semangat dan tekad perjuangan kedua tokoh tersebut serta mengkontekstualisasikannya untuk menjawab kebutuhan dan transformasi masyarakat hari ini," lontar Dominggus Yable Ketua Repdem Provinsi Papua Barat, Senin (13/2/2023) malam.
"Generasi Muda dari kawasan Timur harus memiliki tekad yang kuat untuk menancapkan tonggak kemajuan membangun transformasi Indonesia dari kawasan Timur Indonesia yang mengutamakan persamaan hak asasi manusia diatas segalanya," ucapnya.
"Dengan kesadaran ideologis yang mendalam bahwa sosok Sam Ratulangi dan Silas Papare telah tiada hari ini, tekad perjuangan mereka akan selalu menemukan jalan untuk muncul di hati nurani generasi muda di Indonesia Timur saat ini," kata Dominggus Yable.
Sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, terang Dominggus, ada beberapa skenario mendesak yang harus dibangun dalam rangka membangun partisipasi aktif dalam membangun Indonesia unggul dan sejahtera dari kawasan Timur, yaitu membangun forum intelektual kritis berbasis multidisiplin sehingga dapat berperan sebagai pusat studi penelitian kebijakan publik untuk pembangunan kawasan Indonesia Timur yang strategis, maju dan berkeadilan.
Membangun wadah perjuangan aspirasi masyarakat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat di Indonesia Timur, Membangun wadah pemberdayaan SDM unggul untuk menjadi agen pembangunan di kawasan Indonesia Timur, Membangun wadah kemitraan yang dapat mengakselerasi terjadinya kemitraan dari tiga pemangku kepentingan utama yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di kawasan Indonesia Timur serta membangun wadah solidaritas kemanusiaan yang terintegrasi melalui pilar Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
"Dengan demikian, visi bersama adalah Membangun Indonesia Unggul dan Mandiri dari Kawasan Timur," tegas Dominggus Yable.
Untuk mewujudkan visi dimaksud, lanjut Dominggus, yang harus dilakukan adalah membangun poros literasi masyarakat dalam rangka membangun SDM berkualitas unggul dan berdaya saing di berbagai bidang kompetensi.
Membangun poros inkubasi sosial atau pemberdayaan kemandirian ekonomi kerakyatan melalui implementasi sociopreneur berbasis sumberdaya lokal, sumberdaya manusia unggul, berbasis lintas kemitraan dan berbasis ekonomi mandiri.
Membangun poros afiliasi atau kemitraan dengan semua pemangku kepentingan termasuk pemerintah, swasta, LSM dan masyarakat untuk mewujudkan visi gerakan.
"Membangun poros transformasi personal, komunal, dan sosial untuk menjadi episentrum dalam mensosialisasikan gerakan perubahan berbasis kebangsaan," pungkas Dominggus Yable yang juga aktivis asal tanah Papua ini.
Penulis : Bambang
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliya