
MEMOonline.co.id. Sumenep - Ketua MKKS Swasta Sumenep, Asis Wahyudi pada saat penutupan penyelenggaraan lomba kewirausahaan tingkat SMK swasta se-Kabupaten Sumenep, Kamis (19/1) lalu mengatakan, pelaksanaan lomba yang menggandeng siswa SMP sederajat bertujuan untuk mengenalkan sekolah kejuaraan (SMK) di Kabupaten Sumenep.
Sebelumnya, selama 3 hari berturut-turut yakni pada Selasa hingga Kamis (17-19/1), Pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) melaksanakan bazar produk siswa SMK sekaligus menggelar lomba baca puisi di hari kedua dan lomba menyanyikan lagu kebangsaan pada hari ketiga. Kedua lomba tersebut berlangsung di Gedung Kesenian LPP RRI Sumenep.
"Kemungkinan masih banyak siswa SMP atau MTs yang tidak kenal dengan sekolah SMK. Karena selama ini kita lihat jumlah pendaftar ke sekolah Madrasah Aliyah (MA) masih lebih banyak daripada ke SMK" terang Asis saat diwawancara di tenda panitia.
Banyaknya sekolah SMK dengan jurusan yang beragam menurut Asis sangat penting untuk dilakukan pengenalan agar dapat menarik minat calon siswa SMK di ajaran tahun baru mendatang. Hal itu terbukti karena pada gelaran event yang digelar di awal tahun 2023, diikuti oleh puluhan SMK swasta se-Kabupten Sumenep.
"Kita sebenarnya sudah dua kali menggelar seperti ini, waktu itu di tahun 2017 tapi tidak membangun stand sebanyak ini. Yang besar untuk skala kabupaten memang baru di awal tahun 2023 ini dan diikuti oleh sekitar 49 SMK, plus 2 Sekolah Luar Biasa (SLB)" lanjut Asis.
Lebih lanjut Asis memaparkan alasan memilih lomba puisi karena di Madura minat terhadap sastra terbilang banyak. Sementara lomba menyanyikan lagu kebangsaan agar menumbuhkan jiwa patriotisme terhadap para tunas-tunas bangsa.
"Kita melihat anak-anak muda di Sumenep seperti adik-adik SMP dan MTs ini banyak sekali yang menyukai dunia sastra. Jadi kami pilih yang sekiranya banyak peminatnya. Kalau untuk lagu kebangsaan yang dilaksanakan di hari terakhir ini sebagai upaya untuk mencintai tanah air. Kita kenalkan macam-macam lagu kebangsaan agar mereka kenal bahwa ada banyak ragam lagu kebangsaan, kalau kita memilih lomba yang berbau bisnis mereka mungkin masih banyak yang belum tahu," lanjutnya.
Di tempat yang sama, senada dengan Asis salah satu panitia pelaksana, Riyadi juga mengatakan bahwa kegiatan itu selain kampanye mengenalkan SMK, sekaligus mematahkan stigma negatif yang melihat lulusan SMK adalah orang-orang yang langsung bekerja dan beberapa stigma negatif lainnya.
"Di Sumenep itu ada 72 SMK, 48 SMK di daratan dan sisanya di kepulauan. Walaupun awalnya lomba ini khusus SMK tapi rasanya lucu kalau tidak ada massanya, karena tidak mungkin SMK mau kampanye ke sesama SMK" ucap Riyadi.
"Ketika anak-anak berpartisipasi di kegiatan ini dan mungkin sebelumnya merasa hebat karena di sekolahnya mampu membuat karya, maka ketika mereka disini dan bertemu dengan banyak SMK lain yang juga dengan keunggulan karya masing-masing, mereka kemudian bisa menilai, bisa membuat atau memperbaiki dari kekurangan-kekurangan yang ada. Itu yang jadi nilai plus yang tidak ditemukan di sekolahnya" lanjut Riyadi.
Berangkat dari event tersebut, pihaknya mengaku bahwa kegiatan serupa diagendakan akan menjadi event tahunan untuk mendorong siswa-siswa SMK di Kabupaten Sumenep agar menjadi wirausaha muda yang mandiri.
Penulis : Elok Andriani
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliyak