Pengrajin Alat Musik Kentongan, Pertama Kali Ditemukan Warga Pancakarya Pada 1973 Silam

Foto:Sutaji salah seorang pengrajin alat musik tradisional
2049
ad

MEMOonline.co.id. Jember - Sutaji warga Dusun Curah Renteng, Desa Pancakarya, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, seorang pengrajin alat musik tradisional kentongan kayu pertama kali ditemukan pada 1973 Silam.

Sebagai ahli musik pengrajin alat musik tradisional kentongan tersebut, sutaji melihat banyak perbedaan bunyi atau irama yang dihasilkan.

Ia menjelas membuat bunyi, irama supaya bisa dinikmati seperti alat musik yang bukan berbahan bambu tidak mudah.

Tidak hanya cukup sampai disitu, sebelumnya pada tahun 1983, dirinya mulai berfikir untuk memodifikasi kentongan.

"Percobaannya gak sekali saja, tapi berkali-kali. Setelah menemukan pola, akhirnya saya pakai untuk acuan pembuatan kentongan selanjutnya,"ujarnya.

Masuk kata sutaji, pihaknya berharap seorang pengrajin alat musik kentongan yang biasa memakai alat-alat sejenis untuk mencobanya.

"Kami mencoba untuk mencocokkan iramanya atau bunyi yang dihasilkan,"terangnya. Kamis (22/12).

Lebih lanjut, dirinya menambahkan kewel yang digunakan itu, merupakan bahan tambahan yang di jepitkan di dinding lubang kentongan.

"Dulu sekitar tahun 1973, bentuk kentongan kayu itu masih polos. Lalu tambah tahun, dikembangkan dengan ditambahi per di dalamnya," ucapnya.

Yang pasti, kentongan yang dipasangi kewel dapat menghasilkan bunyi yang lebih bagus dibandingkan kentongan tanpa kewel.

"Hanya saja, pemasangan kewel gak bisa sembarangan. Ukurannya juga harus sesuai dengan postur kentongan, ukuran, jika tak sesuai maka hasilnya jelek," tandanya.

Perlu diketahui, seiring berkembangnya waktu, pengrajin kentongan yang lain juga mulai banyak yang menggunakan kewel.

Hasil penggarapan kentongan bisa dibedakan, hingga saat ini pelanggan setianya tetap bisa membedakan mana kentongan garapan Sutaji dengan Kentongan yang dibuat oleh pengrajin lain.

"Ada ciri khas tersendiri. Meskipun bentuk kentongannya sama-sama diberi kewel, tapi suara yang dihasilkan kentongan buatan saya dengan yang lain itu bisa dibedakan," pungkasnya.

Penulis      :    Zainullah

Editor        :   Udiens

Publisher  :   Satrio Pininggit

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jakarta- M (42), seorang arsitek, melaporkan pengalaman traumatisnya akibat hujatan dan hinaan dari suami dan mertuanya kepada...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH menghadiri Gala Dinner bersama kader Pergerakan Mahasiswa Islam...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur atas dukungan sinergi dan...

MEMOonline.co.id, Jember- Tidak ada tulang Jasad Manusia ataupun bekas pernah terjadi pemakaman di areal yang diduga sebagai makam Pahlawan 45...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Sumenep akan kembali menyelenggarakan Festival Sapparan Budaya....

Komentar